Menurut Ina, sikap gen Z di dunia pekerjaan tidak lepas dari kemajuan teknologi saat ini.
"Yang pertama, gen Z ini korban dari perkembangan teknologi yang memudahkan hidup manusia, Kedua, mereka korban pola asuh yang salah," jelas dia.
Ina menjelaskan bahwa kemajuan teknologi membuat gen Z cepat dan mudah mendapatkan sesuatu alias instan.
"Jadi gen Z lahir di zaman mereka bisa mendapatkan sesuatu tanpa proses dan perjuangan panjang. Contoh, saat lapar malam hari, tinggal pencet tombol makanan datang depan pintu. Gen sebelumnya kalau lapar harus berjuang dulu masak, atau bikin kue kan butuh waktu, butuh perjuangan. Jadi bisa dipahami dalam hal kegigihan kalah dengan gen terdahulu," terang Ina.
Meskipun begitu, sikap gen Z malas bekerja itu dapat diperbaiki melalui pelatihan. Namun, keberhasilannya bergantung pada individu masing-masing.
"Tergantung mereka punya fixed mindset atau growth mindset dan bersedia untuk dididik di dunia kerja. Paling efektif sebetulnya pelatihan ala militer," kata Ina.
Baca juga: Mengenal Ponsel Fitur yang Lagi Tren Dipakai Gen-Z di Amerika
Di sisi lain, keluarga dan lembaga pendidikan juga memiliki peran cukup besar untuk mencegah perilaku gen Z tersebut.
"Orangtua dan guru di sekolah harusnya sudah antisipasi dan tidak malah memudahkan hidup mereka," kata Ina.
Selain itu, Ina mengatakan, banyak anak mendapat nilai bagus bukan karena perjuangan tapi karena orangtua yang protes. Sehingga daya juang generasi Z menjadi berkurang.
"Bahkan banyak orangtua yang ’beli’ kursi atau bangku sekolah dan universitas. Anak tidak perlu berjuang, duduk aja, toh ada orangtuanya yang akan membantu mencapai targetnya," imbuh Ina.
Baca juga: Mengapa Generasi Z Begitu Rapuh?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.