Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Semua Orangtua Akan Alami Puber Kedua?

Kompas.com - 25/09/2023, 12:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Berikut gejalanya pada pria:

  • Enggan tampil tua
  • Mulai memperhatikan penampilan dan keindahan tubuh
  • Bergaya seperti anak muda dengan rambut disemir atau bergaya gaul
  • Memodifikasi mobilnya dengan gaya kekinian
  • Suka berpetualang, seperti naik motor jarak jauh dan rajin beraktivitas
  • Semakin mahir bernegosiasi, serta maju bisnis maupun karirnya.

Sebaliknya, wanita yang berada dalam fase ini akan menunjukkan gejala seperti berikut:

  • Menstruasi terganggu atau berhenti (menopause)
  • Kestabilan emosi sering terganggu
  • Mengalami pusing, lesu, dan kurang bergairah
  • Timbunan lemak menyusut sehingga kulit mulai keriput
  • Buah dada mulai berubah bentuk
  • Rambut mulai memutih.

Ratna menyatakan keadaan ini akan berpengaruh pada kejiwaan orangtua. Terlebih lagi, wanita akan semakin lesu ketimbang suami yang justru semangat melakukan banyak hal.

"Di sinilah komitmen perkawinan kembali teruji. Komunikasi dan pengertian memegang peran yang sangat penting bagi pasangan yang mulai memasuki masa puber kedua ini," katanya.

Dia menyarankan orangtua saling menjalin komunikasi yang baik untuk menyelesaikan permasalahan di usia tersebut. 

Baca juga: Efek Polusi Udara bagi Kesehatan Mental Remaja, Picu Cemas Berlebih dan Mudah Emosi

Kurang dukungan keluarga

Psikolog dari Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo membenarkan bahwa orangtua pada usia 40 tahunan akan merasakan perubahan dalam dirinya. 

"Perubahan ini (butuh) banyak penyesuaian. Beberapa orang mulai menolak tua dan tidak menerima keadaan ini," jelasnya kepada Kompas.com, Minggu (24/9/2023).

Christin mencontohkan, kulit orangtua menjadi berkeriput atau rambut yang rontok. Akibat kondisi ini, mereka merasa butuh lebih memperhatikan penampilan seperti anak-anak.

Selain perubahan fisik, orangtua mengalami perubahan emosional. Sebagai contoh, mereka lebih khawatir dengan perasaan pasangannya saat melihat wajah mereka yang menua.

Christin menyebut, orangtua yang mendapatkan dukungan dari keluarganya maka mereka akan percaya diri menghadapi perubahan tersebut.

"Bagi orang yang tidak mendapatkan dukungan, dia kemudian mencari-cari alasan pasangannya tidak melihat dia seperti dulu," lanjutnya.

Orang ini kemudian akan mengecat rambut atau mengganti gaya pakaian agar terlihat lebih muda. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.

Di sisi lain, Christin mengatakan, orang seperti ini akan senang saat orang lain yang bukan keluarga menerima dirinya. Sebagai contoh, orang-orang yang memuji melalui media sosial.

"Inilah (awal) terjadinya perselingkuhan bagi orang-orang yang tidak didukung menerima dirinya di usia tengah baya," jelas dia.

Baca juga: 5 Hal yang Penting Diketahui Orangtua Saat Anak Bermain Game Roleplay

Tidak boleh jadi pembenaran

Christin menekankan, perilaku buruk yang dilakukan orangtua tidak boleh dibenarkan dengan menyebutnya sebagai "puber kedua".

"Justru, usia tersebut harus menyesuaikan dengan perubahan fisik dan diri dengan kehidupan yang baru," tegasnya.

Orangtua, kata dia, harus sanggup tidak menggantungkan diri ke anaknya. Mereka juga harus menurunkan nilai kehidupan ke orang muda.

Christin menegaskan, orangtua akan merasa hidupnya lebih puas saat memenuhi tugas tersebut.

"Nggak perlu membenarkan dirinya dengan istilah "puber kedua," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com