Dokter biasanya akan mendiagnosis apendisitis melalui:
Baca juga: Bisa Turunkan Gula Darah, Ini 4 Efek Samping Mentimun bagi Kesehatan
Menurut Kementerian Kesehatan, apendesitis terjadi akibat infeksi di rongga usus buntu.
Infeksi menyebabkan bakteri berkembang dengan cepat, sehingga usus buntu meradang, bengkak, dan bernanah.
Jika tidak segera ditangani, organ usus buntu berpotensi pecah dan memicu masalah kesehatan yang lebih fatal.
Penyakit penyakit usus buntu masih belum dapat dipastikan. Namun, sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko organ ini mengalami infeksi, yaitu:
Baca juga: 4 Efek Samping Taoge jika Dikonsumsi Keliru, Bisa Picu Keracunan
Apendesitis yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
Radang usus buntu tidak dapat sembuh sendiri, kecuali jika penyebabnya tiba-tiba hilang. Misalnya, ternyata penyumbatan pada organ ini lepas sendiri dan masuk melalui usus besar.
Namun, kemungkinan tersebut sangat kecil terjadi, meski nyeri akibat usus buntu perlahan mulai mereda.
Radang usus buntu hampir selalu dilihat sebagai keadaan darurat. Pembedahan atau operasi dengan mengangkat organ kecil ini merupakan pengobatan standar untuk hampir semua kasus.
Jika dokter mencurigai seseorang terkena penyakit ini, biasanya akan segera mengeluarkannya guna menghindari pecahnya usus buntu.
Sementara itu, jika disertai, kemungkinan dokter akan melakukan dua prosedur penanganan.
Pertama, mengeringkan abses nanah serta cairan. Serta kedua, prosedur untuk mengeluarkan usus buntu.
Namun, pengobatan usus buntu dengan antiobiotik tanpa operasi juga dapat dilakukan khusus kondisi yang belum parah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.