Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.

Etnomatematika Rusia

Kompas.com - 13/09/2023, 17:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

RUSIA sempat mendahului Amerika Serikat dalam meluar-angkasakan para kosmonaut. Yuri Gagarin dan Valentina Thereskova jelas merupakan bukti tak terbantahkan bahwa peradaban Rusia memiliki keunggulan tersendiri dalam sains dan teknologi serta merta juga dalam matematika yang pada hakikatnya merupakan bahasa sains dan teknologi.

Secara kronologis sejarah dapat dikatakan bahwa kemajuan matematika Rusia berawal ketika Zar Peter Akbar mengembara keluar Rusia demi belajar matematika, sains dan teknologi dari negara-negara Eropa Barat seperti dikisahkan dalam opera “Zar und Zimmerman” oleh Albert Lortzing.

Pada hakikatnya yang dilakukan Peter di Rusia mirip dengan apa yang dilakukan Tokukagawa di Jepang.

Setelah kembali ke Rusia, Zar Peter Akbar pada 1698 mengundang seorang matematikawan Skotlandia bernama Ferghason ke Rusia untuk mengajar matematika yang kemudian pada 1708 berdirilah sekolah tinggi matematika pertama di Moskow.

Meski dilahirkan di Bern, Swiss, namun sebagian besar kehidupan Leonhard Euler berlangsung di St. Petersburg, di mana sang mahamatetikawan legendaris ini mempersembahkan mahakaryanya di bidang analisa matematik, teori graph, angkamologi, serta terminologi dan notasi fungsi mathematik seperti angka Euler, lingkaran Euler et cetera.

Sementara Nikolai Ivanovich Lobachevsky tersohor atas karyanya mengenai geometrti hiperbolik serta fundamental studi terhadap integra Dirichlet yang lebih dikenal sebagai formula integral Lobachevsky.

Dua tokoh matematikawati Eropa Utara adalah warga Rusia, yaitu Sofia Kovalevskaya dan Olga Aleksandrovna Ladyzhenskaya sebagai spesialis ekuasi partial differential, dinamika ciran dan metode finite difference untuk ekuasi Navier-Stokes.

Kemajuan matematika Rusia berlanjut pada masa pasca-Perang Dunia II di mana Uni Sowyet sama halnya dengan Amerika Serikat belajar matematika dari para mahamatematikawan Jerman yang kalah dalam Perang Dunia II akibat dikeroyok oleh Rusia, Inggris dan Amerika Serikat.

Setelah Uni Sowyet bubar, Rusia tetap berlanjut gigih konsekuen dan konsisten mengembangkan matematika sebagai bahasa sains dan teknologi termasuk alutsista dan penjelajahan angkasa luar sehingga de facto pendidikan dan pegembangan matematika di Rusia dianggap sebagai satu yang terbaik di dunia masa kini.

Satu di antara para matematikawan paling spektakular jenius maka eksentrik abad XXI adalah seorang matematikawan Rusia keturunan Yahudi bernama Grigori Yakovlevich Perelman yang tersohor dalam mahakarya penelitian di bidang analisa geometrik, Riemannian geometri dan geometrika topologi.

Sama halnya dengan Sartre sempat menolak anugerah Nobel, maka Perelman juga sempat menolak anugerah medali Fields sebagai penghargaan tertinggi untuk bidang matematika.

Bahkan kemudian terberitakan bahwa Perelman sudah sedemikian mendalam dalam mempelajari semesta matematika sehingga merasa bosan dan kini sengaja meninggalkan kebisingan duniawi semesta matematika demi bertapa-semedi untuk mencari pencerahan tentang makna kehidupan seperti yang telah dilakukan oleh Siddharta Gautama.

Bukan mustahil Perelman terpengaruh maka meneladani rekam jejak kearifan mahasastrawan Rusia, Leo Tolstoi, maka sengaja memilih menempuh jalur spiritual demi mencari makna kearifan kehidupan sejati.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Alasan Beberapa Pohon Dapat Bertahan Hidup hingga Ribuan Tahun

Alasan Beberapa Pohon Dapat Bertahan Hidup hingga Ribuan Tahun

Tren
29 Kereta yang Dapat Diskon Natal-Tahun Baru 20 Persen pada 12-13 Desember 2023

29 Kereta yang Dapat Diskon Natal-Tahun Baru 20 Persen pada 12-13 Desember 2023

Tren
Spesifikasi Pesawat Airbus A400M Pesanan Menhan untuk TNI AU

Spesifikasi Pesawat Airbus A400M Pesanan Menhan untuk TNI AU

Tren
Dibuka Besok, Simak Syarat dan Cara Daftar KPPS Pemilu 2024

Dibuka Besok, Simak Syarat dan Cara Daftar KPPS Pemilu 2024

Tren
Duduk Perkara Rian Mahendra Dilaporkan PO Sembodo soal Dugaan Kasus Penggelapan

Duduk Perkara Rian Mahendra Dilaporkan PO Sembodo soal Dugaan Kasus Penggelapan

Tren
Profil Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel, Moderator Debat Perdana Capres-Cawapres 2024

Profil Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel, Moderator Debat Perdana Capres-Cawapres 2024

Tren
Begini Cara Memilih dan Membelah Durian yang Tepat

Begini Cara Memilih dan Membelah Durian yang Tepat

Tren
Digdaya Metode Euler di 'Hidden Figures'

Digdaya Metode Euler di "Hidden Figures"

Tren
Kata Polisi Usai Disebut Lamban Usut Laporan KDRT Ibu yang 4 Anaknya Tewas di Jagakarsa

Kata Polisi Usai Disebut Lamban Usut Laporan KDRT Ibu yang 4 Anaknya Tewas di Jagakarsa

Tren
Daftar Lengkap 42 Uang Rupiah yang Ditarik dari Peredaran, Terbaru 3 Pecahan Koin Logam

Daftar Lengkap 42 Uang Rupiah yang Ditarik dari Peredaran, Terbaru 3 Pecahan Koin Logam

Tren
Cara dan Syarat Buat Pin Ibu Hamil untuk Naik KRL, Lewat Link dan Aplikasi

Cara dan Syarat Buat Pin Ibu Hamil untuk Naik KRL, Lewat Link dan Aplikasi

Tren
Beredar Pesan Berisi Warga Disebut Jadi Korban Penipuan yang Mengatasnamakan Kemenkes, Apa Isinya?

Beredar Pesan Berisi Warga Disebut Jadi Korban Penipuan yang Mengatasnamakan Kemenkes, Apa Isinya?

Tren
5 Fakta Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Korban Dikubur di Bawah Kasur

5 Fakta Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Korban Dikubur di Bawah Kasur

Tren
7 Gunung di Jawa Barat Perlu Diwaspadai Selama Musim Hujan, Apa Alasannya?

7 Gunung di Jawa Barat Perlu Diwaspadai Selama Musim Hujan, Apa Alasannya?

Tren
Pria yang Pernah Gugat Wanita Rp 34,8 Miliar Usai Cintanya Ditolak, Kini Terseret Banyak Kasus Penipuan

Pria yang Pernah Gugat Wanita Rp 34,8 Miliar Usai Cintanya Ditolak, Kini Terseret Banyak Kasus Penipuan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com