Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Kawin Tangkap di Sumba, Polisi: Pelaku dan Korban Pacaran

Kompas.com - 08/09/2023, 13:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video yang bernarasikan soal tradisi kawin tangkap di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, ramai di media sosial. 

Dari video yang diunggah akun Instagram @memomedsos, memperlihatkan sejumlah pemuda diduga 'menculik' seorang wanita dan segera membawanya kabur menggunakan mobil pikap.

"Viral Aksi Kawin Tangkap atau Paksa Wanita di Sumba Barat Daya. Sebuan video viral di media sosial yang menunjukkan praktek kawin tangkap atau kawin paksa di Sumba Barat Daya, NTT, Kamis (7/9/2023)," tulis pengunggah, Kamis (7/9/2023). 

Hingga Jumat (8/9/2023), video tersebut telah dikomentari 529 warganet dan disukai 4.648 orang.

Kronologi kejadian kawin tangkap

Kapolres Sumba Barat Daya AKBP Sigit Harimbawan mengkonfirmasi adanya insiden seperti dalam video tersebut.

Sigit mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (7/9/2023) sekitar pukul 10.00 Wita di Desa Waimangura, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT.

Awalnya korban yang berisial DM (20) diberitahu pamannya bahwa terjadi keributan di rumah budaya. Kemudian, korban bersama pamannya bergegas berangkat ke lokasi tersebut.

Sesampainya di pertigaan Wowara, Desa Waimangura, Kecamatan Wewewa Barat, Sumba Barat Daya, paman korban turun dari kendaraan untuk membeli rokok. 

"Tak beberapa lama sejumlah pelaku dan rombongan sebanyak 20 orang langsung melakukan penculikan terhadap korban dan membawa korban ke rumah milik pelaku," kata Sigit, kepada Kompas.com, Jumat (8/9/2023).

Korban lalu dibawa oleh pelaku ke Kampung Erunaga, Desa Wee Kura, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT.

Baca juga: Video Viral Serangan Belalang Kembara di Sumba Timur, Apa Penyebabnya?

Pelaku kawin tangkap diamankan

Terkait kejadian tersebut, petugas gabungan Polres Sumba Barat Daya dan Polsek Wewewa Barat kemudian melakukan penelusuran.

Hasilnya, empat tersangka berhasil ditangkap petugas pada Kamis (7/9/2023), tak lama setelah laporan kejadian.

Mereka ditangkap di Kampung Erunaga Desa Wee Kura, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya sekitar pukul 14.00 Wita.

Empat tersangka berinisial YT (20) yang hendak dikawinkan bersama orang tua kandungnya LP (50), juru bicara (45), dan sopir kendaraan pikap, HT (25).

Dalam penangkapan tersebut, polisi juga menemukan korban dalam keadaan sehat.

Baca juga: Video Viral Serbuan Belalang Kembara di Sumba, Begini Penjelasan Ahli

 

Motif pelaku melakukan kawin tangkap

Berdasarkan keterangan tersangka, Sigit mengatakan, pelaku dan korban saling mengenal. Keduanya memiliki hubungan dan sudah berpacaran. 

Menurut Sigit, motif pelaku melakukan aksi kawin tangkap untuk mengajak korban menikah dan tidak ada motif lain. 

Sejak bertugas di Sumba Barat Daya mulai 2021, Sigit mengaku baru pertama kali menemukan kasus kawin tangkap.

Disebutkan, tradisi kawin tangkap di Sumba dikenal dengan Padeta Mawinne.

Dilansir dari Jurnal Tradisi Kawin Tangkap di Sumba, NTT: Perspektif FIlsafat Moral Emmauel Kant karya Laurensius Bembot, Donatus Sermada (2022), kawin tangkap adalah salah satu tradisi pernikahan di Sumba, khususnya di wilayah pedalaman seperti di Kodi dan Wawewa.

Masyarakat Sumba meyakini bahwa tradisi kawin tangkap merupakan bagian dari budaya yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang mereka.

Namun, sejak 2020, tradisi ini menimbulkan polemik. Kementerain Pemberdayaan Perempuan
dan Anak memandang, tradisi kawin tangkap merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan berkedok pada budaya.

Hal serupa juga disampaikan Komnas Perempuan yang menilai bahwa tradisi kawin tangkap merupakan bentuk kejahatan pelecehan seksual terhadap perempuan berupa pemaksaan perkawinan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com