KOMPAS.com - Pasukan yang dikerahkan untuk mengamankan tamu kenegaraan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta harus memenuhi sejumlah syarat.
Hal tersebut diungkap oleh salah satu anggota pasukan pengamanan, Letnan Satu (Laut) Chentya Malayana Sanusi.
Syarat yang harus dipenuhi pasukan pengamanan adalah mereka lulus tes menembak dan mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang baik.
Chentya mengatakan, pasukan pengamanan harus melalui seleksi yang diselenggarakan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) sejak awal Agustus 2023 sebelum bertugas di KTT ASEAN.
Baca juga: Media Asing Soroti KTT ASEAN 2023 di Indonesia, WFH, dan Polusi Udara
Tamu VIP yang menghadiri KTT ASEAN harus dijamin keselamatannya. Oleh sebab itu, pasukan pengamanan diuji kemampuan menembaknya oleh pelatih dari Paspampres sebelum anggota dikerahkan.
Pasukan tersebut dibekali dua senjata api (pistol) ketika bertugas. Mereka juga harus siap siaga apabila ada ancaman keamanan yang mengintai.
"Kami mengikuti obyek dari mulai menjaga kamarnya sebelum mereka tiba di Jakarta, setelah mereka tiba, saat ke tempat acara, dan kembali lagi ke hotel," ujar Chentya, dikutip dari Kompas.id, Senin (4/9/2023).
Menurut anggota lain bernama Kapten (Adm) Pratiwi Riandari, perhelatan KTT ASEAN bukanlah kali pertama ia mengamankan konferensi tingkat internasional.
Sebelumnya, ia pernah ditugaskan sebagai security officer (SO) di KTT G20 di Bali dan KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada tahun ini, Pratiwi yang diperbantukan dari kesatuan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI diberi tugas menjadi SO istri Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet.
Baca juga: H-2 KTT ASEAN di Jakarta, Hindari Ruas Jalan Ini agar Tidak Terjebak Macet
Lebih lanjut, Chentya juga membeberkan seleksi bahasa Inggris bagi pasukan yang diterjunkan untuk mengamankan KTT ASEAN.
Ia menerangkan, seleksi dimulai dengan screening atau penyaringan. Selanjutnya, pasukan menjalani tes fisik dan olahraga serta bahasa Inggris.
Tes bahasa Inggris mencakup kemampuan mendengarkan percakapan atau listening. Selain itu, pasukan juga dites pengetahuan umumnya.
Chentya menjelaskan, pasukan harus menguasai bahasa Inggris karena personel SO akan mengawal tamu kenegaraan secara ketat.
Pengawalan dilakukan sejak kedatangan di bandara, menuju hotel, hingga lokasi konferensi.