Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kehendak Merdeka

Kompas.com - 23/08/2023, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JUDUL naskah ini tidak terkait pada kehendak untuk merdeka secara politis yang dimiliki oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia, namun sekadar terbatas pada kehendak merdeka yang di dalam bahasa Inggris disebut sebagai Free Will.

Platon mengemukakan aspek rasional, kehendak dan selera hadir pada jiwa manusia sehingga setiap insan manusia berjuang untuk keadilan batin, di mana setiap bagian dari jiwa memainkan peran berdasar keseimbangan akal sebagai panduan, sifat sukma sebagai sekutu akal, menasihati diri sendiri untuk melakukan apa yang dianggap tepat oleh nurani.

Sementara Aristoteles berbagi dengan kepedulian Platon untuk menumbuhkan kebajikan, memberikan perhatian teoritis lebih besar pada peran pilihan dalam memulai tindakan individu yang seiring waktu, menghasilkan kebiasaan, baik atau buruk.

Beberapa kontribusi pemikiran kehendak merdeka dari abad-abad era Helenistik didominasi perdebatan antara kaum Epikurean, Stoik serta Skeptik, berpusat pada determinisme atau nasib dalam mengatur tindakan dan kehidupan manusia.

Tokoh penting terakhir dari periode ini adalah Alexander dari Aphrodisias sebagai komentator Peripatetik paling penting tentang Aristoteles.

Dalam bukunya Tentang Nasib, Alexander mengusik posisi kaum Stoik. Dia melanjutkan upaya ambiguitas dalam Aristoteles pada pertanyaan tentang sifat menentukan karakter pada pilihan individu dengan mempertahankan bahwa mengingat semua faktor pembentuk tetap terbuka bagi orang ketika dia bertindak bebas untuk melakukan atau tidak melakukan apa yang sebenarnya dia lakukan.

Agustinus adalah jembatan utama antara era filsafat Yunani kuno dan abad pertengahan. Pemikirannya tentang kehendak dipengaruhi oleh pertemuan awalnya dengan pemikiran Neoplatonis klasik akhir, yang kemudian diubah oleh pandangan teologis yang ia anut dalam pertobatan Kristen dewasanya, yang terkenal diceritakan dalam Pengakuannya.

Dalam mahakarya Pilihan Merdeka Untuk Kehendak, Agustinus berupaya menyatukan ke dalam keseluruhan doktrin yang koheren bahwa penyalahgunaan kebebasan secara makhluk, bukan Tuhan, adalah sumber kejahatan di dunia dan bahwa kehendak manusia telah dirusak melalui 'kejatuhan' dari kasih karunia manusia paling awal, memerlukan keselamatan yang dicapai sepenuhnya melalui tindakan Allah, bahkan ketika itu membutuhkan, secara konstitutif, respons iman yang dikehendaki seseorang.

Agustinus dengan jelas menegaskan bahwa kehendak pada dasarnya adalah kekuatan yang menentukan diri sendiri dan bahwa fitur ini adalah dasar dari kebebasannya.

Tetapi dia tidak eksplisit mengesampingkan kehendak yang ditentukan secara internal oleh faktor-faktor psikologis, seperti yang diyakini oleh Chrysippus.

Sementara Agustinus memiliki alasan teologis bahwa segala sesuatu ditentukan dalam beberapa cara oleh Tuhan, maka Bertrand Russel meyakini bahwa tanpa kepercayaan pada kehendak merdeka, akan ada sedikit alasan bagi manusia untuk bertindak secara moral.

Namun cukup banyak pemikir yang meyakini kehendak merdeka adalah isapan jempol alias omong kosong belaka.

Sebagai insan awam jelata, saya pribadi tidak berani melibatkan ke dalam kemelut perdebatan para mahapemikir dunia kelas langitan.

Sebagai seorang pembelajar kemanusiaan yang mendirikan Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, secara subyektif saya mengorientasikan arah gerak kehendak merdeka pada satu fokus peradaban, yaitu kemanusiaan dengan tiga pedoman kearifan berakar pada lingkungan kebudayaan diri saya tumbuh-kembang.

Tiga pedoman kearifan Jawa itu adalah Ojo Dumeh, Empan Papan dan Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono yang memahkotai apa yang disebut hukum, etika, budi-pekerti, selera, moral, akhlak dan lain-lain unsur peradaban selaras apa yang disebut sebagai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Pada prinsipnya memang nurani dasar kehendak merdeka lebih cenderung mendambakan Das Sollen ketimbang meratapi Das Sein.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com