Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara di Jakarta Tidak Sehat, Apa Saja Langkah Pemerintah?

Kompas.com - 16/08/2023, 06:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kualitas udara di DKI Jakarta banyak disebut masuk kategori tidak sehat karena tingkat polusi udara yang tinggi.

Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut mengalami batuk selama empat minggu karena polusi udara yang buruk di Ibu Kota.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno melalui akun Instagram resminya @sandiuno, Senin (14/8/2023).

"Karena Bapak Presiden sendiri sudah batuk hampir 4 minggu dan kemungkinan, dokter menyampaikan, ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitas yang buruk," ujar Sandi.

Baca juga: Batuk Jokowi dan Bahaya Polusi Udara bagi Kesehatan...

Pemantauan kualitas udara di Jakarta

Buruknya kualitas udara di Jakarta bisa dilihat dari pemantauan Partikulat (PM 2.5) dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Dilansir dari Kompas.com, Senin (13/7/2023), PM 2.5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer)

Berdasarkan monitoring Stasiun BMKG Kemayoran, indeks PM 2.5 di Jakarta pada Senin (14/8/2023), kandungan PM 2.5 mencapai mencapai 117 ug/m3. Indikator ini menunjukkan kualitas udara tidak sehat.

Pada Senin, kondisi udara di Kemayoran sama dengan Kubu Raya (Kalimantan Barat), Mempawah (Kalimantan Barat), dan Semarang (Jawa Tengah) yang sama-sama tidak sehat.

Lantas, apa langkah pemerintah untuk mengatasi polusi udara di Jakarta?

Baca juga: Beredar Video Langit di Jakarta Menghitam Diduga karena Polusi, Ini Penjelasan BMKG

Langkah pemerintah

Jokowi memberikan empat perintah soal penanganan buruknya kualitas udara di Jakarta dan wilayah sekitarnya, yakni Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi.

Hal tersebut disampaikan Jokowi ketika memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Senin (14/8/2023) yang dihadiri oleh Sandiaga Uno, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, termasuk Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Baca juga: 6 Cara Atasi Polusi Udara di Dalam Rumah

Berikut empat arahan Jokowi terkait buruknya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya:

1. Penanganan jangka pendek

Arahan Jokowi yang pertama adalah penanganan polusi dalam jangka pendek harus secepatnya dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek agar lebih baik.

Jokowi mengatakan, perlu ada rekayasa cuaca untuk memancing hujan di Jabodetabek dan menerapkan regulasi untuk regulasi utk percepatan penerapan batas emisi khususnya di Jabodetabek.

"Kemudian memperbanyak ruang terbuka hijau dan tentu saja ini memerlukan anggaran, siapkan anggaran," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Senin (14/8/2023).

Jika diperlukan, kata Jokowi, pemerintah akan mendorong kerja dari rumah (WFH) atau kerja secara hybrid untuk karyawan perkantoran.

Baca juga: 10 Kota dengan Tingkat Polusi Tertinggi di Dunia, Jakarta Peringkat 2

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com