KOMPAS.com - Serangan penusukan secara acak di sebuah kota pinggiran dekat Seoul, Korea Selatan dalam kurun waktu dua minggu, menebar ketakutan penduduk.
Selama ini Korea Selatan dianggap sebagai negara aman dengan tingkat pembunuhan rendah dan pembatasan senjata api yang ketat.
Namun, tiga aksi penikaman telah menghantui penduduk serta memicu peringatan dan kehati-hatian dari Presiden.
Baca juga: Saat Banyak Sekolah di Jepang Tutup akibat Resesi Seks...
Kejadian bermula dari serangan penusukan terhadap empat orang di jalanan dekat stasiun kereta bawah tanah Seoul pada 21 Juli 2023.
Diberitakan Aljazeera, Kamis (3/8/2023), insiden itu menewaskan satu orang pria dan menyebabkan tiga orang dirawat karena dalam kondisi kritis.
Polisi pun telah menangkap seorang pria berusia 30 tahunan dengan catatan kriminal tidak disebutkan atas kejadian ini. Namun, motif pelaku masih belum jelas.
Memasuki Agustus 2023, tepatnya pada Kamis (3/8/2023), serangan penusukan dengan motif tidak jelas kembali terjadi.
Kali ini, seorang pria menabrakkan mobil ke arah trotoar yang penuh pejalan kaki di dekat stasiun kereta bawah tanah di Seongnam.
Turun dari mobil, pelaku memasuki pusat perbelanjaan kemudian menikam beberapa orang dengan pisau.
Aksi di jantung kawasan bisnis dan rekreasi yang ramai itu menyebabkan 14 orang terluka.
Lima dari total korban luka merupakan korban tabrakan, dengan dua di antaranya tengah dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Sementara itu, di antara sembilan orang yang ditusuk, delapan dirawat karena menderita luka serius.
Baca juga: Saat Cuaca Panas Ekstrem Landa Jambore Pramuka Dunia di Korsel...
Hwang Heewoon, salah seorang saksi mengungkapkan, dia mendengar suara mirip teriakan dari lantai pertama.
"Pelanggan dan pekerja toko berkumpul di rel lantai dua dekat eskalator untuk melihat apa yang terjadi di bawah," kata dia, dikutip dari AP News, Jumat (4/8/2023).
Tak lama, teriakan yang menyebut pelaku naik ke lantai dua membuat orang-orang berteriak dan berlari panik.