Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Cara Membedakan Emas Asli dan Palsu agar Tak Tertipu Saat Investasi

Kompas.com - 24/07/2023, 14:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

3. Goreskan pada keramik atau kertas

Serupa dengan cara kedua, membedakan emas asli dan palsu dapat dilakukan dengan menggoresnya pada keramik atau kertas.

Pertama, seperti dilansir laman Pegadaian, goreskan emas ke permukaan keramik atau kertas secara hati-hati agar tidak merusak lapisan.

Jika timbul goresan hitam pada keramik atau kertas, kemungkinan termasuk emas tiruan atau imitasi.

Jika tidak meninggalkan jejak hitam pada permukaan keramik, maka kemungkinan besar emas tersebut asli.

4. Gigit emas

Emas merupakan logam mulia lunak yang mudah sekali untuk dibentuk, termasuk menjadi perhiasan seperti kalung atau cincin.

Jika penjual menawarkan emas dengan kadar tinggi, pembeli dapat mengecek kelunakannya dengan mudah. Sebab, semakin tinggi kadar karat, akan semakin lunak pula emas tersebut.

Adapun cara mudah mengetahui asli dan palsunya emas adalah dengan menggigit bagian permukaan.

Emas asli dengan kadar tinggi umumnya akan meninggalkan bekas gigitan di permukaan.

Namun setelah mencoba cara tersebut, Anda jangan langsung terburu-buru untuk membelinya. Sebab perlu dicek pula dengan cara lainnya. 

Hal itu lantaran bisa jadi material penyusun emas tersebut merupakan timah, yang juga tergolong logam lunak.

Baca juga: Trofi Piala Dunia Terbuat dari Emas, Berapa Harga dan Nilainya?

5. Dekatkan dengan magnet

Ilustrasi perhiasan emasUnsplash Ilustrasi perhiasan emas

Emas adalah logam yang tidak bersifat magnetis. Artinya, jika didekatkan dengan magnet, emas asli tidak akan tertarik atau pun menempel.

Kendati demikian, sebagai catatan, pengujian ini juga tak selalu menandakan emas terjamin keasliannya.

Sebab masih banyak jenis logam lain yang turut memiliki sifat non-magnetis selain emas.

6. Teteskan asam

Cara membedakan emas asli dan palsu lain yang kerap diterapkan pedagang, yakni meneteskan cairan asam nitrat.

Sebenarnya, asam nitrat merupakan cairan tidak berwarna yang cukup berbahaya bagi tubuh, karena mampu meninggalkan bekas luka bakar pada kulit.

Oleh karena itu, penggunaan cairan asam nitrat pada permukaan emas harus dilakukan hati-hati agar tidak terkena bagian tubuh.

Adapun langkahnya, teteskan cairan asam nitrat ke permukaan emas, kemudian amati reaksinya.

Permukaan yang berubah warna menjadi hijau menandakan "emas" adalah besi yang diberi lapisan emas.

Jika permukaan berubah warna menjadi kuning, berarti perhiasan merupakan kuningan yang diberi lapisan emas.

Namun, jika warna berganti menyerupai susu, maka logam tersebut merupakan perak yang diberi lapisan emas.

Sementara itu, emas asli tidak akan menunjukkan perubahan warna meski telah diberi cairan asam nitrat.

Baca juga: Mengapa Hasnaeni Moein Dijuluki Wanita Emas? Ini Asal-usulnya

7. Uji densitas

Cara selanjutnya tidak dilakukan secara manual, melainkan mengukur kepadatan logam untuk mengetahui keaslian dari emas.

Sangat jarang logam dengan kepadatan (densitas/massa jenis) yang melebihi kepadatan emas.

Kepadatan emas murni 24 karat sendiri adalah sekitar 19,3 g/ml, jauh melebihi kebanyakan logam lain. Untuk itu, semakin tinggi kepadatannya, semakin murni pula sebuah logam mulia.

Caranya dengan menggunakan gelas berisi air sebagai media pengujiannya. Sebagai contoh, jika emas memiliki berat 38 gram, ketika dimasukan ke dalam gelas, volume air bergeser 2 ml.

Kemudian, hitung dengan rumus massa (38 g) / pergeseran volume (2 ml), maka hasilnya adalah 19 g/ml. Angka tersebut sangat mendekati massa jenis emas asli.

Namun perlu diingat, kemurnian emas yang berbeda akan memiliki rasio g/ml yang berbeda pula. Misalnya:

  • 14K = 12,9-14,6 g/ml
  • 18K emas kuning = 15,2-15,9 g/ml
  • 18K emas putih = 14,7-16,9 g/ml
  • 22K = 17,7-17,8 g/ml.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com