Menyandang gelar sarjana pada 1996 tidak menyurutkan kiprah aktivis Budi Arie Setiadi, seperti dilansir Kompas.com (25/10/2019).
Saat terjadi gerakan Reformasi 1998, dia aktif terjun dalam demo. Bukan hanya itu, sosoknya juga menginisiasi lahirnya surat kabar kritis Bergerak.
Pada tahun yang sama, dia terpilih sebagai Ketua Ikatan Alumnus Universitas Indonesia (ILUNI UI) hingga 2001.
Aktivitasnya pun tidak berhenti sampai di situ. Budi juga mendirikan Gerakan Sarjana Jakarta (GSJ) dan Masyarakat Profesional Indonesia (MPI).
Di sela kesibukannya, Budi kerap menyempatkan diri untuk menulis. Beberapa karya tulisnya telah terbit dalam bentuk buku, antara lain Berubah Demi Rakyat (2004), Menjemput Takdir Sejarah (2015), serta sejumlah tulisan yang dimuat di majalah dan media cetak.
Pada 2006, Budi memutuskan untuk melanjutkan studi pascasarjana di Manajemen Pembangunan UI.
Kemudian pada 29 Mei 2022, Budi yang merupakan Alumni Departemen Ilmu Komunikasi terpilih sebagai Ketua ILUNI FISIP UI periode 2022–2025.
Masih dari Kompas.id, Budi Arie mengawali karier sebagai jurnalis di surat kabar mingguan Media Indonesia pada 1994.
Dua tahun kemudian, dia bersama beberapa kolega mendirikan Mingguan Ekonomi Kontan pada 1996. Di sini, Budi menghabiskan karier sebagai jurnalis Kontan hingga 2001.
Dia kemudian pindah ke PT Mandiri Telekomunikasi Utama hingga menduduki jabatan Direktur Utama (2001–2009).
Budi juga tercatat pernah menjadi Pemimpin Umum Tabloid Bangsa pada 2008 hingga 2009.
Di sisi lain, kariernya di dunia usaha kian melejit hingga menduduki sejumlah jabatan penting di beberapa perusahaan.
Misalnya, pada 2010, Budi berkarier di PT Daya Mandiri dan mengampu jabatan direktur hingga 2014.
Sosoknya juga memegang jabatan Direktur Utama NKR Investama, sekaligus sebagai Direktur PT Sarana Global Informasi dari 2009 hingga 2014.
Adapun pada 2011, Budi turut memegang jabatan Direktur Utama di PT Mitra Lumina Indonesia hingga 2014.
Baca juga: Daftar 8 Pelaku Kasus Korupsi BTS Bakti Kominfo dan Perannya
Budi Arie Setiadi mulai terjun ke dunia politik dengan bergabung bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Dia pernah menjadi Kepala Balitbang PDI-P DKI Jakarta periode 2005–2010 dan Wakil Ketua DPD PDI-P.
Setelah itu, Budi memutuskan absen di dunia politik dan mulai mendirikan relawan Pro-Jokowi alias Projo pada Agustus 2013.
Sebagai organisasi relawan pendukung Jokowi pada Pilpres 2014, Projo menjadi salah satu organisasi masyarakat (ormas) yang berhasil mengantarkan Jokowi pada kemenanganan.
Organisasi ini juga tetap konsisten mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 dan kembali mengantarkan Jokowi menuju jabatan presiden dua periode.
Hingga pada 25 Oktober 2019, Presiden Jokowi pun resmi melantik Budi Arie Setiadi sebagai Wamendes-PDTT.
Bersama Menteri Abdul Halim Iskandar, Budi mendapat amanat untuk mengawal 75.436 desa di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.