Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Tembok Berusia 1.000 Tahun di Peru Ternyata Dibangun untuk Menahan Banjir akibat El Nino

Kompas.com - 28/06/2023, 20:45 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Arkeolog menemukan bukti pengorbanan anak secara massal

Lebih lanjut, Prieto sebelumnya juga menemukan adanya bukti pengorbanan anak secara massal di situs-situs Chimu, termasuk sisa-sisa 76 korban di Pampa La Cruz dekat Huanchaco, beberapa mil di sebelah barat laut Trujillo.

Dia berpikir bahwa banjir El Nino yang mengharuskan dibangunnya tembok gurun juga mungkin terkait dengan pengorbanan tersebut.

Prieto menggunakan penanggalan radiokarbon untuk menentukan bahwa salah satu lapisan sedimen di sepanjang tembok berasal dari sekitar 1450, waktu yang sesuai dengan pengorbanan lebih dari 140 anak dan 200 llama di situs Chimu yang lain.

Dia berpikir bahwa kemungkinan besar suku Chimu mengetahui bahaya banjir El Nino yang terjadi setiap beberapa tahun sekali dan merasa para penguasa mengambil keuntungan dari bencana yang terus berulang tersebut untuk mengukuhkan otoritas mereka dengan pengorbanan.

"Suku Chimu adalah keturunan orang-orang yang telah tinggal di wilayah ini selama 10.000 tahun dan mereka tahu persis apa yang sedang terjadi," katanya.

"Ini adalah semacam permainan politik, menurut saya," tambahnya.

Edward Swenson, seorang arkeolog di University of Toronto yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa interpretasi Prieto masuk akal.

"Ide ini pada awalnya membuat saya merasa aneh, karena saya belum pernah mendengar tentang tembok melawan air," katanya.

Namun penelitian Prieto telah mengubah pikirannya, meskipun ia masih berpikir bahwa dinding tersebut mungkin juga berfungsi sebagai pertahanan.

"Gagasan lama adalah bahwa tembok ini adalah untuk melindungi suku Chimu dari serangan suku Inca, dan mungkin saja tembok ini multifungsi," kata Swenson. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com