Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pemerintah Perancis menuduh tentara bayaran Wagner melakukan pemerkosaan dan perampokan terhadap warga sipil di Republik Afrika Tengah.
Atas tuduhan tersebut, Uni Eropa pun telah menjatuhkan sanksi kepada Grup Wagner.
Sementara itu, pada 2020, militer AS menuduh tentara bayaran Wagner menanam ranjau darat dan alat peledak rakitan lain di ibu kota Libya, Tripoli, dan sekitarnya.
"Penggunaan ranjau darat dan perangkap lainnya oleh Wagner Group mengorbankan warga sipil yang tidak bersalah," kata direktur intelijen di Komando Afrika Angkatan Darat AS, Laksamana Muda Heidi Berg.
Masih dari BBC, beberapa bulan terakhir Prigozhin telah berulang kali menuduh Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu dan Kepala Tentara di Ukraina, Valery Gerasimov.
Menurut Prigozhin, kedua sosok tersebut tidak kompeten dan sengaja mengurangi pasokan unit Wagner yang bertempur di Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia pun kini mengatakan bahwa "formasi sukarelawan" di Ukraina harus menandatangani kontrak dengannya pada akhir Juni ini.
Meski Grup Wagner tidak disebutkan dalam pengumuman, tetapi langkah tersebut dipandang sebagai upaya pemerintah untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas kelompok ini.
Prigozhin juga mengeluarkan pernyataan marah yang menyatakan bahwa pasukannya akan memboikot kontrak bersama Rusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.