Dia dianggap sebagai komandan lapangan pertama Wagner dan sosok yang menamai grup dengan nama panggilannya sendiri.
Dmitri Utkin tercatat merupakan seorang veteran perang Chechnya, mantan perwira pasukan khusus dan Letnan Kolonel GRU, badan intelijen militer Rusia.
Kini, Wagner dikepalai oleh Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha kaya yang dijuluki "koki Putin" lantaran menyediakan katering untuk Kremlin.
Sebagai kelompok tentara bayaran, Wagner umumnya merekrut veteran tentara yang membutuhkan uang untuk membayar utang.
Biasanya, mereka datang dari daerah perdesaan yang kerap dianggap hanya mampu menghasilkan uang sedikit.
Baca juga: Perbandingan Kekuatan Militer Rusia Vs Ukraina: Tentara hingga Tank
Dikutip dari Kompas.com, Grup Wagner beberapa kali membantu tentara reguler untuk dalam bertempur.
Misalnya, pada 2015, Wagner mulai beroperasi di Suriah, bertempur bersama pasukan pro-pemerintah dan turut menjaga ladang minyak.
Kelompok tersebut juga aktif di Libya sejak 2016 dengan memberikan dukungan untuk pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar.
Diperkirakan, hingga 1.000 tentara bayaran Wagner telah andil bagian dalam kemajuan Haftar pada pemerintahan resmi di Tripoli pada 2019.
Baca juga: Melihat Kondisi Desa-desa Terdampak Letusan Gunung Api Shiveluch Rusia, Penduduk: Tidak Ada Matahari
Pada 2017, Wagner Group diundang ke Republik Afrika Tengah untuk menjaga tambang berlian. Mereka juga dilaporkan bekerja di Sudan, menjaga tambang emas.
Hingga pada 2020, Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Wagner "bertindak sebagai kedok" di negara-negara itu.
Tujuannya, untuk "kemajuan" perusahaan pertambangan milik Prighozin, seperti M Invest dan Lobaye Invest. Perusahaan-perusahaan itu pun dijatuhi sanksi oleh AS.
Wagner Group turut diundang oleh pemerintah Mali di Afrika Barat untuk melindungi dari serangan kelompok-kelompok militan Islam.
Kedatangannya pada 2021 itu pun memengaruhi keputusan Perancis untuk menarik pasukan keluar dari sana.
Baca juga: Mengapa Rusia Menyerang Ukraina dan Apa yang Diincar Putin?