Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ridwan PhD
Dosen

Dosen ilmu politik UIII

Mengembangkan Islam Indonesia yang Menginspirasi Dunia

Kompas.com - 22/06/2023, 11:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERPUSTAKAAN Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) belum lama ini menghelat acara diskusi buku berjudul “Inspirasi untuk Dunia: Islam Indonesia dalam Perspektif Pemikiran Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid, Ahmad Syafii Maarif”.

Buku terbitan UIII dan penerbit buku Mizan itu melibatkan para akademisi Indonesia seperti Amin Abdullah, Haidar Baqir, Martin L Sinaga sebagai penulis. Editor buku itu Komaruddin Hidayat, cendekiawan muslim dan rektor UIII, dan Ahmad Gaus, penulis dan editor.

Tulisan ini merupakan catatan pandangan mata atas forum diskusi buku tersebut. Karena keterbatasan ruang, catatan ini mungkin tidak menampilkan keutuhan pandangan para pembicara dalam forum itu.

Syafiq Hasyim, direktur Perpustakaan UIII dan akademisi NU, menjadi moderator jalannya acara dalam bahasa Inggris. Sebagian besar mahasiswa S2 dan S3 UIII dan beberapa undangan, menghadiri acara itu.

Tampaknya, ke depan Perpustakaan UIII perlu memikirkan strategi dan taktik tertentu untuk menghadirkan lebih banyak pengunjung dari luar dan jurnalis.

Sejumlah penulis artikel dalam buku itu, seperti Syafi’i Anwar, Philips Vermonte, dan Komaruddin Hidayat menjadi narasumber dalam acara itu. Nina Nurmila, pakar gender, diminta memberi review terkait aspek gender dari buku yang didiskusikan.

Membela Pluralisme

 

Pembicara pertama adalah Syafi’i Anwar, akademisi lulusan Universitas Melbourne dan pengajar di UIII. Menurut Syafi’i, ketiga tokoh dalam buku itu, yaitu Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid, dan Ahmad Syafii Maarif”, memperjuangkan islam modern dan kosmopolit. Secara khusus, mereka membela pluralisme, dalam arti perayaan keragaman dan kemajemukan.

Perlu saya tambahkan bahwa pluralisme di sini bukan sinkretisme dalam pengertian kelompok Islam konservatif dan radikal, yang mengharamkan pluralisme.

Baca juga: PKB Sambut Julukan Bapak Pluralisme bagi Gus Dur: Kita Lanjutkan Keteladanannya

 

Dalam presentasinya, Syafi’i menjelaskan kedekatannya dengan Gus Dur sehingga dipercaya mengedit satu buku berjudul “Islamku, Islam Anda, Islam Kita”. Syafi’i menekankan, inti pemikiran para tokoh tersebut adalah pembelaan terhadap pluralisme, termasuk kelompok minoritas.

Baca juga: Fikih Kenegaraan Gus Dur

Philips J Vermonte, pakar politik dan dekan Fakultas Ilmu Sosial UIII, menelisik pemikiran Gus Dur yang masih jarang dikaji, yaitu terkait politik luar negeri. Philips membahas background pendidikan, kiprah, dan pemikiran Gus Dur sebagai seorang aktivis civil society, yang kemudian menduduki jabatan politik tertinggi sebagai presiden.

Pengunjung menonton layar yang memutar profil mendiang Nurcholish Madjid saat berlangsung acara peluncuran buku Cak Nur, Sang Guru Bangsa yang bertepatan dengan haul kesembilan Nurcholish Madjid di Jakarta, Jumat (29/8/2014). Nurcholish Madjid menjadi salah seorang tokoh bangsa yang dikenal dengan pemikiran tentang masalah keadilan dan kesetaraan. KOMPAS/ YUNIADHI AGUNG Pengunjung menonton layar yang memutar profil mendiang Nurcholish Madjid saat berlangsung acara peluncuran buku Cak Nur, Sang Guru Bangsa yang bertepatan dengan haul kesembilan Nurcholish Madjid di Jakarta, Jumat (29/8/2014). Nurcholish Madjid menjadi salah seorang tokoh bangsa yang dikenal dengan pemikiran tentang masalah keadilan dan kesetaraan.
Sebagai seorang demokrat yang memimpin dalam waktu relatif singkat, Gus Dur tercatat mengembangkan hubungan luar negeri yang intensif dengan mengunjungi banyak negara. Gus Dur juga melakukan reformasi militer dan mencoba mengembangkan ekonomi. Naik dan turunnya Gus Dur sebagai presiden juga dipengaruhi oleh partai Islam politik.

Nina Nurmila, akademisi bidang gender, mendiskusikan aspek gender dalam pemikiran ketiga tokoh tersebut. Menurut Nina, buku ini tidak banyak mengulas aspek gender, dan hal yang mungkin perlu ditambahkan pada edisi revisi buku itu. 

Baca juga: Doktrin Tauhid sebagai Fondasi Pembaruan Nurcholish Madjid

Komaruddin Hidayat menjelaskan bahwa ketiga pemikir itu menekankan satu Islam yang inklusif, modern dan kosmopolit. Islam ala Indonesia. Kehadiran Islam di tengah dominasi budaya Hindu dan Budha bersifat damai sehingga wajah Islam di Indonesia memiliki kekhasan, dengan nilai toleransi dan kerukunan yang bisa dijadikan sebagai satu inspirasi untuk aplikasi Islam dunia internasional, yang ramah dan cinta damai.

Islam Tidak Monolitik

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com