Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Boris Johnson, Mantan Perdana Menteri Inggris yang Mundur dari Parlemen

Kompas.com - 10/06/2023, 17:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Pada 2007, ia hampir menjadi anggota badan legislatif Inggris (House of Commons) namun gagal.

Meski begitu, ia justru sibuk muncul di berbagai acara telebisi sejak 1998. Penonton menyukai gayanya yang kaku dan kadang tidak sopan.

Pada Juni 2001, Johnson akhirnya berhasil menjadi anggota parlemen mewakili daerah pemilihan Kota Henley-on-Thames, Oxfordshire, Inggris.

Tahun 2004, Johnson sempat diberhentikan karena rumor perselingkuhan. Namun, ia kembali ke parlemen tahun berikutnya.

Boris Johnson memenangkan pemilihan wali kota London pada 1 Mei 2008. Ia menjadi wali kota selama dua periode, 2008-2012 dan 2012-2016.

Awalnya, Johnson memutuskan mengundurkan diri sebagai anggota parlemen pada Juni 2008 akibat janjinya di kampanye.

Tapi, Johnson kembali ke Parlemen pada Mei 2015 saat ia memenangkan kursi di Kota Uxbridge dan South Ruislip, London barat.

Setelah masa jabatannya di London habis, Johnson diangkat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris pada 13 Juli 2016 oleh Perdana Menteri Theresa May.

Johnson mengundurkan diri sebagai menteri luar negeri pada 9 Juli 2018 setelah berkonflik dengan May terkait rencana Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit.

Baca juga: Profil dan Harta Rishi Sunak, Konglomerat yang Jadi PM Inggris Baru

Perdana Menteri Inggris

Perdana Menteri Theresa May memutuskan mundur dari jabatannya pada Mei 2019 akibat kegagalan membuat perjanjian Brexit.

Pengunduran diri tersebut membuat nama Boris Johnson naik sebagai salah satu pengganti May. Ia akhirnya resmi mendapatkan posisi tersebut pada 24 Juli 2019.

Berdasarkan data dari situs resmi pemerintah Inggris, perdana menteri juga bertanggung jawab sebagai bendahara kabinet, menteri aparatur sipil negara, dan menteri persatuan untuk Britania Raya.

Selama menjabat, Johnson diterpa banyak kontroversi. Ia berselisih dengan anggota parlemen akibat rencana Brexit, dianggap lambat mengatasi Covid-19, serta diduga menyebabkan pelanggaran lockdown selama pandemi.

Hal-hal ini menimbulkan desakan agar ia mengundurkan diri dari pemerintah. Sejumlah menteri dan pejabat negara juga mundur dari pemerintahannya.

Akhirnya, Boris Johnson mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 7 Juli 2022.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com