Salah satu anggota kru bernama John Sloan, insinyur kedua meninggal sebelum kapal kecil mencapai daratan.
Kemungkinan besar, Sloan meninggal karena ia tidak punya waktu untuk mengambil obat tiroidnya dari kapal yang tenggelam, menurut Maritime Executive.
Kemudian, kesembilan awak kapal yang tersisa akhirnya mendarat di Semenanjung Forestier Tasmania. Meski begitu, dua pria lainnya, John Eagles dan Kenneth Jones akhirnya meninggal tak lama setelah sekoci mendarat.
Akhirnya, tiga orang yang masih hidup berhasil mendaki tebing curam yang mengelilingi teluk.
Mereka mengembara melalui hutan belantara sampai bertemu dengan seorang pekerja kehutanan yang kemudian membawa mereka ke kota terdekat pada tanggal 26 Oktober.
Selanjutnya, tim penyelamat mengirim helikopter untuk menjemput orang-orang yang tinggal di pantai tersebut.
Sementara itu, kapal MV Blythe Star menghilang tanpa jejak. Meski banyak upaya untuk menemukannya, lokasi bangkai kapal tetap menjadi misteri selama lima dekade.
Menurut Australian Associated Press, ketika para peneliti akhirnya dapat menemukan kapal MV Blythe Star pada musim semi tahun ini, mereka melihat bahwa bangkai kapal itu penuh dengan kehidupan, seperti anjing laut berbulu, udang karang, alga, dan rumput laut telah menjadikannya rumah mereka.
Kendati demikian, apa yang menyebabkan Blythe Star tenggelam masih menjadi misteri hingga saat ini.
Menyusul tragedi itu, Australia menerapkan undang-undang keselamatan maritim yang kuat. Setiap kapal sekarang diminta untuk melaporkan rute dan lokasi mereka melalui Sistem Pelaporan Kapal Australia, selain itu, semua sekoci juga harus dilengkapi dengan suar radio.
“Ini adalah sesuatu yang saya tahu sangat menghibur keluarga para pria yang meninggal bahwa mereka tidak mati sia-sia,” kata Michael Stoddart, peneliti di Maritime Museum of Tasmania yang menulis buku tentang bangkai kapal tersebut, kepada Donna Lu dari Guardian.
Saat ini, hanya satu orang yang selamat dari kapal karam itu yang masih hidup, yaitu Mick Doleman yang kini berusia 68 tahun.
Ia adalah anggota kru termuda berusia 18 tahun saat kapal tenggelam. Setelah kecelakaan itu, dia menjabat sebagai pejabat cabang untuk Persatuan Pelaut Australia, kemudian ia juga menjadi wakil sekretaris nasional untuk Persatuan Maritim Australia.
Bahkan saat ini, dia terus mengadvokasi kondisi keselamatan laut yang lebih baik.
“Perlu lebih banyak perhatian diberikan pada kesejahteraan para pelaut. Apa pun kebangsaan mereka, muatan apa yang mereka bawa, untuk memastikan mereka dijaga dan dirawat,” kata Mick Doleman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.