Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang 50 Tahun, Kapal Karam Misterius Australia Ditemukan di Tasmania

Kompas.com - 05/06/2023, 12:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Awak kapal yang masih selamat

Salah satu anggota kru bernama John Sloan, insinyur kedua meninggal sebelum kapal kecil mencapai daratan.

Kemungkinan besar, Sloan meninggal karena ia tidak punya waktu untuk mengambil obat tiroidnya dari kapal yang tenggelam, menurut Maritime Executive.

Kemudian, kesembilan awak kapal yang tersisa akhirnya mendarat di Semenanjung Forestier Tasmania. Meski begitu, dua pria lainnya, John Eagles dan Kenneth Jones akhirnya meninggal tak lama setelah sekoci mendarat.

Akhirnya, tiga orang yang masih hidup berhasil mendaki tebing curam yang mengelilingi teluk.

Mereka mengembara melalui hutan belantara sampai bertemu dengan seorang pekerja kehutanan yang kemudian membawa mereka ke kota terdekat pada tanggal 26 Oktober.

Selanjutnya, tim penyelamat mengirim helikopter untuk menjemput orang-orang yang tinggal di pantai tersebut.

Sementara itu, kapal MV Blythe Star menghilang tanpa jejak. Meski banyak upaya untuk menemukannya, lokasi bangkai kapal tetap menjadi misteri selama lima dekade.

Baca juga: Cerita Leli Farisia yang Sempat Panik di Geladak KMP Royce 1: Banyak Kapal Nelayan Menolong, Lantunan Doa di Mana-mana

Saat peneliti menemukan sisa-sisa kapal MV Blythe Star

Menurut Australian Associated Press, ketika para peneliti akhirnya dapat menemukan kapal MV Blythe Star pada musim semi tahun ini, mereka melihat bahwa bangkai kapal itu penuh dengan kehidupan, seperti anjing laut berbulu, udang karang, alga, dan rumput laut telah menjadikannya rumah mereka. 

Kendati demikian, apa yang menyebabkan Blythe Star tenggelam masih menjadi misteri hingga saat ini.

Menyusul tragedi itu, Australia menerapkan undang-undang keselamatan maritim yang kuat. Setiap kapal sekarang diminta untuk melaporkan rute dan lokasi mereka melalui Sistem Pelaporan Kapal Australia, selain itu, semua sekoci juga harus dilengkapi dengan suar radio.

“Ini adalah sesuatu yang saya tahu sangat menghibur keluarga para pria yang meninggal bahwa mereka tidak mati sia-sia,” kata Michael Stoddart, peneliti di Maritime Museum of Tasmania yang menulis buku tentang bangkai kapal tersebut, kepada Donna Lu dari Guardian.

Saat ini, hanya satu orang yang selamat dari kapal karam itu yang masih hidup, yaitu Mick Doleman yang kini berusia 68 tahun.

Ia adalah anggota kru termuda berusia 18 tahun saat kapal tenggelam. Setelah kecelakaan itu, dia menjabat sebagai pejabat cabang untuk Persatuan Pelaut Australia, kemudian ia juga menjadi wakil sekretaris nasional untuk Persatuan Maritim Australia.

Bahkan saat ini, dia terus mengadvokasi kondisi keselamatan laut yang lebih baik.

“Perlu lebih banyak perhatian diberikan pada kesejahteraan para pelaut. Apa pun kebangsaan mereka, muatan apa yang mereka bawa, untuk memastikan mereka dijaga dan dirawat,” kata Mick Doleman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Daftar 14 Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong

Daftar 14 Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong

Tren
Disebut Akan Diundur, Kapan Hasil UTBK SNBT 2024 Diumumkan?

Disebut Akan Diundur, Kapan Hasil UTBK SNBT 2024 Diumumkan?

Tren
Peniliti Ungkap Alasan Paus Orca di Eropa Sering Menyerang Kapal hingga Tenggelam

Peniliti Ungkap Alasan Paus Orca di Eropa Sering Menyerang Kapal hingga Tenggelam

Tren
Daftar 27 Negara yang Menjadi Anggota Uni Eropa, Mana Saja?

Daftar 27 Negara yang Menjadi Anggota Uni Eropa, Mana Saja?

Tren
Ini Alasan Toyota Jepang Resmi Hentikan Pengiriman dan Penjualan 3 Mobil

Ini Alasan Toyota Jepang Resmi Hentikan Pengiriman dan Penjualan 3 Mobil

Tren
Menang Pemilu, Narendra Modi Bakal Jadi PM India 3 Periode

Menang Pemilu, Narendra Modi Bakal Jadi PM India 3 Periode

Tren
Alami Auto Brewery Syndrome, Wanita Asal Kanada Mabuk 2 Tahun meski Tak Minum Alkohol

Alami Auto Brewery Syndrome, Wanita Asal Kanada Mabuk 2 Tahun meski Tak Minum Alkohol

Tren
Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Tren
Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Tren
Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Tren
Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Tren
Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Tren
Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Tren
UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com