NASKAH “Belajar Fokus dari Kearifan Zen” (Kompas.com, 23 Mei 2023), memperoleh tanggapan dari tokoh pejuang kemanusiaan merangkap maha guru kemanusiaan saya, Sandyawan Sumardi yang kini sedang bertapa demi bersemedi memperdalam penghayatan filsafat di Leiden, Belanda.
Atas izin Sandyawan Sumardi, saya copas sebagian tanggapan beliau sebagai berikut:
"Dear Pak Jaya.
Metode kearifan hidup untuk lebih fokus yang diajarkan Zen Buddhisme Jepang oleh Suzuki, agar kita senantiasa fokus pada kegiatan apapun yang sedang kita lakukan ini, menurut hemat saya dalam tradisi spiritualitas ketimuran diistilahkan dengan esensi pengertian "kontemplasi".
Menurut KBBI arti "kontemplasi" adalah renungan, dengan kebulatan pikiran atau perhatian penuh. Cara melakukan kontemplasi bisa dengan merenung, meditasi, tafakur, dan introspeksi diri dlsb.
Kini saya ingin berbagi pengalaman dan pengertian saya tentang kontemplasi ini, menurut Latihan Rohani St Ignatius de Loyola yang pernah saya dalami.
Kontemplasi dalam Latihan Rohani St. Ignatius de Loyola, merupakan metode doa yang melibatkan penggunaan daya imajinasi kita manusia untuk menghidupkan Kitab Suci.
Kita pasti pernah mengenal istilah “kontemplasi” dalam arti umum, yang digunakan dalam berbagai cara yang berbeda.
Namun dalam tradisi Ignasian, istilah ini secara khusus mengacu pada metode doa imajinatif. Kontemplasi Ignatian memungkinkan kita untuk melihat kisah-kisah yang mungkin telah kita dengar berkali-kali dengan pandangan baru.
Kita mungkin memperhatikan detail yang berbeda, mengajukan pertanyaan baru, dan menemukan cara Tuhan berbicara langsung kepada kita.
Aku cenderung memiliki imajinasi yang aktif, maka dari pengalamanku, cara berkontemplasi ini rasanya tepat untuk aku ketika pertama kali aku diperkenalkan dengan metode doa dalam Latihan Rohani St. Ignatius ini.
Aku membayangkan adegan-adegan dari kitab suci sebelumnya, sebagaimana yang aku yakin kita pada umumnya lakukan, tetapi rasanya jarang menjadi titik fokus secara sadar dalam pengalaman doa kita.
Kini ketika aku merenungkan kisah-kisah tertentu dalam kitab suci, aku memiliki ingatan yang cenderung sangat spesifik fokus tentang peristiwa kitab suci itu, hampir seolah-olah aku hadir dalam peristiwa itu, aku menyaksikannya sendiri.
Di sini St. Ignatius mengajarkan: 1) keutamaan tujuan akhir di dalam setiap pengambilan keputusan; 2) kenyataan bahwa semua hal yang diciptakan adalah hanya merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan akhir; 3) pentingnya melakukan discernment tentang penggunaan semua hal yang diciptakan; 4) pentingnya ‘interior detachment‘ (ketidakterikatan dalam batin’ yang disebut juga ‘indifference‘) dari semua hal yang diciptakan (termasuk kesehatan, umur panjang, kekayaan, kehormatan, dst; 5) kita harus memilih sarana yang paling kondusif untuk mencapai tujuan akhir."
Menurut pendapat saya, pada hakikatnya Sandyawan Sumardi berupaya menyadarkan saya bahwa apabila banyak jalan menuju Roma, maka juga banyak cara untuk belajar fokus.
Kita bisa belajar fokus mulai dari metode kontemplasi Ignatius de Loyola, metode Tafakur, Zikir, Iktikaf, meditasi Zen, semedi kebudayaan Jawa, otodidak Bambang Ekalaya, bertapa Arjuna Wiwaha, renung kosmologi Dewa Ruci, Tapa Pendem, kearifan gerak lahir-batin Yoga sampai ke Tai Chi maupun Tari Bedaya serta tentu masih banyak lagi ajaran fokus di luar jangkauan pengetahuan terbatas saya.
Khusus kearifan kontemplatif yang diajarkan oleh ST. Ignatius adalah sikap batin untuk bertumbuh dalam kebijaksanaan adikodrati, yaitu kebajikan untuk memilih sarana/cara yang terbaik demi mencapai tujuan utama kehidupan dalam kasih sejati.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.