Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ignatius B Prasetyo

A Masterless Samurai

Tentang Evolusi "Jendela Dunia"

Kompas.com - 04/06/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MEMANG suatu hal mengasyikkan, berjalan di jalan berpasir sempit di antara pegunungan, sambil membayangkan bagaimana peradaban di utara bercampur dengan peradaban di belahan barat, khususnya melalui (jalur) perdagangan.

Menelusuri perkembangan teknologi juga amat menyenangkan. Terutama mengenai bagaimana orang bisa terhubung satu dengan yang lain melalui medium internet. Apalagi membayangkan apa dan bagaimana internet mengubah segala aspek kehidupan, pada masa depan.

Pengalaman berjalan itu bukan saya alami sendiri. Paragraf pertama merupakan fantasi, saat membaca esai foto "Silkroad" karya fotografer Jepang Shinoyama Kishin.

Dia membawa saya melalui foto Kyber Pass, nama jalan berliku antara Pakistan dan Afganistan, menikmati peristiwa sejarah yang telah direkam di lokasi tersebut.

Paragraf kedua merupakan sensasi, saat membaca buku "The Road Ahead" yang salah satu penulisnya adalah Bill Gates.

Buku yang diterbitkan tahun 1995 tersebut, mengajak saya berpikir dan melihat perkembangan dunia, terutama paparan tentang apa yang akan terjadi akibat perkembangan teknologi, dalam perspektif zaman itu.

Tidak salah kalau dikatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Kita bisa memaknai "jendela dunia" itu sebagai lokasi.

Misalnya, jika membaca buku tentang perjalanan, maka kita dapat menikmati suasana yang dialami oleh sang penulis buku. Tanpa harus repot-repot pergi ke lokasi apalagi berpeluh, namun sambil menikmati secangkir kopi panas dan singkong goreng.

"Jendela dunia" juga berarti pendapat atau pemikiran sang penulis. Sebuah dunia baru atau lain, dimana kita mampu mendalami pemikiran, tanpa bertemu langsung dengan sang penulis.

Contohnya, tentang apa yang menjadi pusat perhatian, pikiran maupun visinya. Persis seperti ketika membaca buku karangan Bill Gates tersebut.

Saya tertarik untuk membahas masalah buku, karena membaca berita tentang Toko Gunung Agung berencana menutup seluruh gerainya sampai akhir 2023. Sebagai catatan, kata "buku" pada tulisan ini merujuk pada buku cetak, kecuali ada keterangan tambahan.

Masalah tutupnya toko buku, saya kira bukan terjadi di Indonesia saja. Di bagian dunia lain, misalnya, di Jepang, beberapa tahun terakhir, terutama saat bencana pandemi melanda dunia pada 2020, banyak toko buku yang tutup.

Di tempat saya tinggal sekitar radius 1 Km pun, sekarang hanya bertahan satu toko buku. Dua toko buku sudah lebih dahulu tutup, satu tutup toko tahun 2021 dan yang lain tutup bulan lalu.

Toko buku yang tutup umumnya dikelola oleh perusahaan dengan jaringan nasional, maupun jaringan lokal di beberapa daerah. Jadi bukan toko buku swadaya atau milik perorangan.

Badan Kebudayaan Industri Penerbit Buku Jepang mencatat bahwa persentase daerah yang tidak mempunyai toko buku, meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut data bulan Oktober 2022, ada sekitar dua daerah setingkat provinsi tidak ada toko buku. Pada daerah setingkat kabupaten meningkat jadi 37 persen, yang terbanyak tidak mempunyai toko buku adalah daerah setingkat pedesaan, sekitar 89 persen.

Penelusuran Almedia, badan riset perbukuan Jepang, mengungkapkan bahwa jumlah total toko buku, dihitung antara tahun 2000 sampai 2020, turun sampai setengahnya!

Sekali lagi, tutupnya toko buku memang sudah menjadi masalah global. Meskipun ada pengecualian, misalnya ada toko buku seperti Barnes and Nobles membuka kembali gerainya di New York.

Sudah banyak analisis dari pakar berkenaan dengan alasan, mengapa banyak toko buku tutup di Indonesia. Ada yang bilang, itu karena rendahnya minat baca. Meskipun ada data yang menunjukkan hal sebaliknya tentang minat baca.

Saya berpendapat bahwa tutupnya toko buku bukan hanya karena satu alasan. Akan tetapi, penyebabnya ada beberapa hal, yang berkaitan satu sama lain.

Contohnya, alasan toko buku tutup karena orang sudah beralih dari belanja di toko konvensional, menjadi pola belanja di toko daring. Saat ini, memang bisnis melalui toko tradisional (brick-and-mortar) sudah tidak populer lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com