KOMPAS.com - Belakangan, publik kerap membanding-bandingkan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Padahal keduanya, baik Jokowi dan SBY tak lagi bisa mencalonkan diri di Pemilu 2024.
Isu kinerja dua presiden ini juga beberapa kali disuarakan oleh bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan.
Lantas, mengapa perbandingan capaian Jokowi dan SBY belakangan kerap muncul, meskipun keduanya tak lagi ikut Pemilu 2024?
Baca juga: Posisi Duduk Saat Bertemu Ganjar dan Prabowo Disorot, Gibran Unggah Foto Jokowi-Megawati
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam mengatakan, perbandingan kinerja SBY dan Jokowi dipicu oleh relasi kompetitif yang sudah terbangun sejak pemerintahan awal Jokowi.
Menurutnya, Jokowi dan PDI-P sejak awal ingin melepas bayang-bayang SBY yang telah menjabat 10 tahun.
Menurut Umam, tidak ada ruang sedikit pun di Pemerintahan Jokowi yang memberikan kesempatan kepada SBY untuk berpartisipasi
"Termasuk sekadar memberikan saran masukan terkait kebijakan strategis," kata Umam kepada Kompas.com, Senin (29/5/2023).
Oleh karena itu berbagai klaim keberhasilan dan langkah cepat pemerintahan Jokowi dilakukan cukup intens dalam kampanye Pemilu 2019.
Akan tetapi, Umam menyebut klaim itu kemudian kini bisa dibantah dengan beberapa data BPS, seperti panjang jalan.
Data-data terkait kualitas demokrasi dan anti-korupsi, serta agenda pembangunan infrastruktur juga belakangan terus diperbandingkan.
Baca juga: KSP Sebut Jokowi Sudah Dengar soal Dugaan Bocornya Putusan MK Terkait Sistem Pemilu