"Bisa kaya sariawan yang dikenal dengan istilah medisnya ulkus durum," ujarnya.
Baca juga: Gejala HIV dari Waktu ke Waktu, Ini Tahapannya
Apabila tidak diobati dengan benar, maka sifilis yang diidap dapat berlanjut ke stadium dua.
Pada stadium ini, menurut Dedianto, akan ada bercak merah pada seluruh badan hingga telapak tangan dan kaki.
"Dengan pemeriksaan lab yang menunjukkan hasil positif terhadap sifilis, mungkin seperti di foto," ungkapnya.
Infeksi menular seksual ini juga dapat berkembang ke stadium berikutnya, yakni stadium laten.
Dedianto menyampaikan, sifilis laten tidak menunjukkan gejala, tetapi tetap menular.
Kondisi ini biasanya diketahui dari pemeriksaan laboratorium Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) dan Treponema Pallidum Haemagglutination Assay (TPHA).
"Stadium lanjut pada sifilis bisa menyerang otak, sumsum tulang belakang, dan organ vital lainnya," tuturnya.
Baca juga: Viral, Twit soal Ranjang RS Dilapisi Plastik Disebut Diskriminasi Pasien HIV, Ini Kata Dokter
Penyakit sifilis juga bisa terjadi pada ibu hamil dan ditularkan kepada bayi yang dikandung, sehingga menimbulkan risiko kecacatan pada bayi.
Oleh karena itu, skrining terhadap sifilis perlu dilakukan pada ibu hamil, terutama yang memiliki risiko tinggi.
"Pencegahan terhadap sifilis sebagai salah satu IMS atau infeksi menular seksual lebih penting daripada pengobatan yaitu dengan tidak berganti pasangan, melakukan aktivitas seksual yang aman," terang Dedianto.
Dokter yang turut berpraktik di Vivaldy Skin Clinic ini mengungkapkan, sifilis dapat sembuh asal penderita tidak telat menjalani pengobatan dan teratur mengonsumsi obat.
Bukan hanya itu, penderita juga tidak boleh sembarangan minum obat terutama antibiotik.
"Jika sembarangan bisa menimbulkan resistensi sehingga lebih susah untuk diobati," kata dia.
Dia pun menegaskan, apabila terdapat keluhan dan gejala yang menunjukkan sifilis, segera konsultasi ke dokter yang berkompeten.
"Dalam hal ini dokter spesialis kulit dan kelamin, untuk diperiksa dengan benar dan diobati secara tepat," tandasnya.
Baca juga: Ribuan IRT di Jateng Terinfeksi HIV, Kapan dan Berapa Kali Sebaiknya Melakukan Tes?