Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semburan Lumpur Muncul dari Pengeboran Sumur di Kalbar, Pakar Imbau Pemeriksaan Potensi Gas

Kompas.com - 10/05/2023, 09:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semburan lumpur tiba-tiba keluar dari pembuatan sumur di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Amaliyah, Desa Wajok Hilir, Kecamatan Jungkat, Kebupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Senin (8/5/2023).

“Setelah dilakukan pengeboran sumur, tepatnya di kedalaman 40 meter, terjadi ledakan disertai percikan api, kemudian terjadi semburan lumpur dan pasir,” ujar pengasuh Ponpes Nurul Amaliyah Mualim Waheed, dikutip dari Kompas.com (9/5/2023).

Akibat kejadian ini, sebuah lubang besar dengan kedalaman 2 meter dan diameter sekitar 5 meter muncul di lokasi semburan. 

Ketua Satgas Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar Daniel mengungkapkan, Tim Reaksi Cepat BPBD Kalbar sudah ke lokasi untuk melakukan asesmen sekaligus mencari tahu potensi gas alam di daerah itu.

Baca juga: Viral, Video Semburan Lumpur di Ogan Ilir, Ini Dugaan Penyebabnya


Penjelasan pakar

Guru Besar Ilmu Geologi Universitas Padjadjaran, Edy Sunardi menjelaskan bahwa semburan lumpur tersebut terjadi akibat adanya biogenik gas yang terperangkap sebagai kantong gas.

"Mekanismenya, ada gas-gas yang dihasilkan dari bekas rawa (gas rawa) yang terperangkap dalam lumpur. Jadi pada saat ada pemboran, kemungkinan besar gas tersebut tertembus dan keluar bersama lumpur," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (9/5/2023).

Ia menjelaskan, gas rawa atau biogenic shallow gas terbentuk dari bakteri metanogenik pada lingkungan rawa yang anaerobik atau tidak berudara. Gas ini terdapat pada lapisan batuan yang dangkal.

Ketika kantong gas rawa di kedalaman 40 meter itu ditembus sumur bor, gas bertekanan akan naik ke permukaan karena mengalami kebocoran.

"Meledak dan terbakar adalah proses biasa ketika gas release, seperti ban mobil meledak saja saat tiba-tiba bocor," lanjutnya.

Menurut Edy, gas rawa merupakan gas metan yang sifatnya mudah terbakar. Gesekan gas saat keluar dengan material di sekitarnya kemudian membuat gas tersebut terbakar.

Oleh tekanan gas, kandungan air, tanah, lumpur, atau batu ikut disemburkan keluar. Jika di atasnya ada bangunan, maka akan rusak oleh semburan tersebut.

Saat semburannya sudah mati, maka lubang besar akan terbentuk di sana. Keadaan ini biasa terjadi sebagai efek dari cratering atau pembentukan kawah yang muncul akibat gas keluar ke permukaan tanpa fasilitas pengaman di atasnya.

"Melihat lokasinya di Mempawah Kalimantan Barat, ini sudah lama jadi area pemanfaatan gas biogenik yang dilakukan oleh Seksi Geologi Marin Pusat Penelitian dan Pengembangan Kelautan Geologi (PPPGL). Memang wilayah gas biogenik," jelasnya lagi.

Baca juga: Mengapa Oro-oro Kesongo Erupsi, dan Akankah seperti Lumpur Lapindo?

Cegah semburan lumpur saat pengeboran

Edy mengungkapkan, semburan lumpur yang kerap terjadi saat pembuatan sumur bor sebenarnya bisa dicegah.

"Dengan catatan, kita punya peta penyebaran gas rawa yang dimaksud," lanjutnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com