Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Cotton Bud yang Tertinggal di Liang Telinga, Apa Bahayanya?

Kompas.com - 10/05/2023, 06:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"Memang benar, saat mengorek telinga dengan cotton bud, kapas itu bisa saja tertinggal di dalam telinga," ujarnya terpisah kepada Kompas.com, Selasa (9/5/2023).

Delfitri menyampaikan, liang telinga dan cotton bud memiliki ukuran yang tidak jauh berbeda, hanya berbeda sedikit diameternya.

Sehingga, bila seseorang memasukkan cotton bud, maka kotoran telinga tidak bisa keluar dan justru malah semakin terdorong ke dalam.

Ia menyebutkan, kotoran telinga yang terdorong jauh ke dalam dapat membuat bakteri terjebak di dalamnya dan berpotensi menyebabkan infeksi telinga.

Infeksi telinga dapat ditandai dengan sakit pada telinga, keluar cairan dari telinga, dan sulit mendengar.

Baca juga: Suara NCTzen di Konser NCT Dream Tembus 90 Desibel, Apa Dampaknya bagi Telinga?

Kotoran telinga bisa keluar secara alami

Ia menyampaikan, lokasi kotoran telinga sebenarnya hanya berada di sepertiga luar telinga dan tidak sampai masuk jauh ke liang telinga.

Di mana di sekitar area tersebut terdapat rambut-rambut halus yang secara normal bisa berfungsi untuk mengeluarkan kotoran telinga secara alami.

"Rambut-rambut itu sejatinya bisa mendorong kotoran telinga keluar secara alami. Bagaimana caranya? Dengan kita berbicara, mengunyah makanan, dan menggerakan rahang. Dengan begitu, nantinya kotoran telinga bisa jatuh sendiri," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, ketika seseorang menggunakan cotton bud dan kotoran terdorong ke dalam, maka tidak ada rambut-rambut yang mendorongnya keluar secara alami. Sehingga kotoran telinga tidak bisa keluar dan justru tersumbat di dalam liang telinga.

"Jika sudah seperti itu, maka cara mengeluarkannya adalah dengan ke dokter THT. " ucap Delfitri.

"Kecuali pada orang-orang tertentu yang memang sudah memiliki banyak kotoran telinga, maka tidak bisa keluar secara normal lagi. Harus dikeluarkan dengan cara diisap atau dengan pengait yang akan dilakukan oleh dokter THT," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com