Hal ini lantaran suplai darah ke bagian penting otak menjadi berkurang atau terputus, sehingga menimbulkan beberapa gejala yang menjadi bagian dari ciri kolesterol tinggi.
Beberapa gejala stroke awal yang mungkin dialami, seperti mati rasa, kelemahan otot, hingga kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengobati dan Menangani Stroke?
Wanita umumnya memiliki kadar high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik yang lebih tinggi daripada pria.
Sesuai namanya, kolesterol HDL berfungsi membersihkan kelebihan kolesterol berbahaya termasuk kolesterol jahat (low-density lipoprotein/LDL) dalam darah.
Dilansir dari laman National Institutes of Health, tingkat HDL wanita yang lebih tinggi dikarenakan keberadaan hormon seks bernama estrogen.
Penelitian juga menunjukkan, akibat perubahan kadar estrogen, maka kadar kolesterol pada wanita pun bervariasi tergantung pada fase siklus menstruasi.
Saat kadar estrogen meningkat, kolesterol HDL akan ikut meningkat dan memuncak pada saat ovulasi.
Baca juga: 14 Makanan Penurun Kolesterol, Apa Saja?
Di sisi lain, LDL dan kadar kolesterol total akan menurun saat kadar estrogen meningkat, mencapai titik terendah sebelum menstruasi.
Ketika wanita mengalami menopause sekitar usia 50-55 tahun, mulai banyak yang mengalami perubahan kadar kolesterol.
Saat menopause, kadar kolesterol total dan LDL cenderung naik, sedangkan kolesterol HDL cenderung turun.
Inilah mengapa wanita yang memiliki kadar kolesterol normal selama sebagian besar hidupnya, kemungkinan akan memiliki kolesterol tinggi di kemudian hari.
Baca juga: Kolesterol Naik Saat Lebaran? Ini 5 Cara Menurunkannya
Masih dari laman Healthline, kolesterol tinggi berarti kadar kolesterol total berada di atas 200 miligram per desiliter (mg/dL). Kondisi ini berlaku untuk pria dan wanita di atas usia 20 tahun.
Berikut rincian kadar kolesterol normal pada wanita:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya