“Jadi memorinya acak, tapi muatan emosinya sama (saat sebelum tidur dan saat bermimpi),” terang Andreas.
Baca juga: Ramai soal Tidur Sesudah Waktu Subuh dan Ashar Memicu Mimpi Buruk, Ini Penjelasan Ahli
Sebagai contoh, seseorang sebelum tidur dikejar oleh tugas atau pekerjaan yang segara diselesaikan. Sehingga saat bermimpi, ia akan dikejar oleh hewan.
“Jadi memorinya secara acak, tapi muatan emosinya itu nyata. Memori bisa berantakan, muatan emosinya itu nyata,” kata Andreas lagi.
Demikian juga ketika terbangun setelah tidur dan mengalami mimpi, emosi dari mimpi tersebut masih akan terasa.
“Misal mimpinya senang, saat bangun menjadi bahagia. Mimpi sedih, bangun tidur bisa menangis,” ucapnya.
Baca juga: Berapa Lama Waktu Tidur Malam yang Ideal?
Andreas menjelaskan, tokoh psikoanalisis, Freud mengatakan bahwa mimpi adalah saluran aman, di mana emosi-emosi terpendam yang tidak bisa dimunculkan saat terjaga atau bangun, bisa dimunculkan di mimpi.
Selain itu, mimpi mempunyai berbagai fungsi bagi individu.
“Kemampuan konsentrasi, daya ingat, stabilitas emosi atau kewarasan juga dibangun pada tahap tidur mimpi,” katanya.
Mimpi juga berfungsi sebagai tanda dari kesehatan seksual seseorang.
Pada pria, saat tidur malam penis akan mengalami ereksi (morning wood). Itu menandakan bahwa seksualnya sehat.
"Berbagai penyakit tidur banyak yang memotong durasi tidur. Hingga tahap tidur mimpi berkurang. Akibatnya gangguan ereksi," jelas Andreas.
Baca juga: Apa Saja Mimpi yang Paling Sering Dialami Orang di Seluruh Dunia?
Andreas memaparkan cara melatih mimpi agar bisa dikendalikan sebagai berikut:
“Cukup sederhana untuk dilakukan. Membutuhkan konsistensi,” tandasnya.
Baca juga: Ramai soal Softlens Harus Dilepas Sebelum Tidur, Apa Dampaknya jika Tak Dilakukan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.