Selain melihat peristiwa tidak biasa ketika mengitari Bumi sebanyak belasan kali, Al-Neyadi juga mengaku bahwa ia harus menjaga kebugaran fisik selama di luar angkasa.
Karena alasan inilah ia tidak berpuasa untuk sementara waktu karena dituntut untuk menjaga jadwal makan yang tepat dan tidak melakukan aktivitas yang membahayakan misi.
"Enam bulan adalah durasi yang lama untuk sebuah misi, yang merupakan tanggung jawab besar," kata Al-Neyadi dalam sebuah konferensi pers dikutip dari CNN.
"Puasa tidak wajib jika Anda merasa tidak enak badan. Jadi dalam hal itu, kami benar-benar diizinkan untuk makan makanan yang cukup untuk mencegah peningkatan kekurangan makanan atau nutrisi atau hidrasi," sambungnya.
Sebelum keberangkatannya ke ISS, pada Februari 2023 Al Neyadi pernah mengatakan kepada awak media bahwa kemungkinan ia bisa berpuasa di luar angkasa.
Ia mengatakan, ia bisa menjalankan ibadah puasa mengikuti Greenwich Mean Time, atau Coordinated Universal Time, yang digunakan sebagai zona waktu resmi di stasiun luar angkasa.
"Jika kami memiliki kesempatan, pasti Ramadhan adalah kesempatan yang baik untuk berpuasa, dan itu sebenarnya menyehatkan," katanya.
Baca juga: Bagaimana Cara Membersihkan Sampah Luar Angkasa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.