Mengetahui pernyataan Persija, Simik pun mengaku tidak sependapat dengan klub berjuluk Macan Kemayoran itu.
Bahkan, ia menyebut bantahan Persija tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Simic pun menegaskan bahwa Persija tidak membayar haknya sesuai kesepakatan yang dibuat.
"Persija tidak membayarkan uang saya seperti yang disepakati dalam kontrak sebelum (pandemi) Covid-19, selama Covid-19 maupun setelah Covid-19 berakhir," kata Simic melalui story Instagram-nya.
"Ini berarti bahwa klub tidak mengatakan yang sebenarnya dalam pernyataan mereka," imbuhnya.
Karena itu, ia pun berniat untuk membawa sengketa ini ke FIFA agar mendapatkan haknya secara penuh.
Baca juga: Marko Simic Menang Gugatan FIFA, Persija Wajib Bayar Rp 7 Miliar
Sengketa antara Simic dengan Persija ini juga sempat dimediasi oleh Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).
"APPI telah berkomunikasi dengan Simic sejak adanya sengketa mengenai ketidaksepakatan addendum antara Simic dengan Manajemen," terang CEO APPI, M. Hardika Aji.
"Yang dilakukan Simic ialah pengakhiran kontrak secara sepihak dengan alasan tidak terpenuhinya pembayaran gaji atau disebut 'Terminating a contract with just cause for outstanding salary dalam pasal 14bis RSTP'," lanjutnya.
Menurut FIFA, Persija bersalah atas sengketa dengan Simic, sehingga harus membayar uang sebesar Rp 7 miliar.
Uang tersebut berupa gaji, bonus, serta bunga besaran lima persen.
Tak hanya itu, Persija juga bakal dilarang mendaftarkan pemain lokal dan asing dengan durasi maksimal tiga periode bursa transfer.
(Sumber: Kompas.com Ahmad Zilky, Suci Rahayu | Editor: Firzie A Idris, Mochamad Sadheli, Tri Indriawati)
Baca juga: Mengapa Kasus Pengaturan Skor Sepak Bola Indonesia Masih Terjadi?