Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Merapi Pagi Ini 2 Kali Muntahkan Awan Panas Sejauh 1,6 Km ke Arah Kali Krasak

Kompas.com - 14/03/2023, 09:28 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY kembali mengeluarkan awan panas guguran sejauh 1,6 kilometer ke arah Kali Krasak pada Selasa (14/3/2023) pada pukul 05.59 WIB. 

Aktivitas Gunung Merapi tersebut terekam dalama video pantauan BPPTKG yang diunggah di Twitter BPPTKG, Selasa pagi. 

Disebutkan pula, awan panas guguran yang membawa abu vulkanik tersebut bertiup ke arah tenggara. 

Gunung Merapi masih luncurkan awan panas

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso menyampaikan bahwa terjadi peningkatan aktivitas erupsi Gunung Merapi hingga Selasa (14/3/2023).

Ia mengatakan, gunung berapi tersebut masih meluncurkan awan panas dengan jarak lebih dari 1 kilometer.

"Peningkatan erupsi masih berlangsung. Pagi ini, masih terjadi 2 kali awan panas sejauh 1,6 kilometer, masih ke arah Kali Krasak," kata Agus ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (14/3/2023).

Lebih lanjut, Agus juga menyampaikan bahwa hujan abu masih terjadi di wilayah di sekitar Gunung Merapi.

Wilayah yang masih mengalami hujan abu adalah bagian tenggara sampai timur ke arah Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. 

Baca juga: Kunjungi Pos Gunung Merapi, Ganjar: Ilmu Titen-nya Lebih Hebat dari Saya

 

Rekomendasi PVMBG

Mengingat Gunung Merapi masih menunjukkan tanda-tanda peningkatan erupsi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau supaya masyarakat mewaspadai material vulkanik dari gunung ini.

Hal tersebut telah disampaikan PVMBG dalam pengumuman resminya di Magma ESDM.

"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km," tulis PVMBG.

Tak hanya itu, guguran lava dan awan panas kemungkinan terjadi pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5kilometer.

Baca juga: Pasca-hujan Abu Vulkanik Gunung Merapi, BPBD Boyolali Pastikan Tak Ada Warga yang Terkena ISPA

Waspada lontaran material vulkanik

Sementara itu, PVMBG juga meminta masyarakat mewaspadai lontaran material vulkanik ketika letusan eksplosif dengan jarak 3 kilometer dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," saran PVMBG.

Badan tersebut juga menyarankan masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.

Mereka diminta berjaga-jaga terhadap kemungkinan bahaya lahar, apalagi jika terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi.

"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," ujar PVMBG.

Baca juga: Ada Erupsi, Destinasi Wisata di Lereng Gunung Merapi Yogyakarta Masih seperti Biasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan 'Flower Moon'

9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan "Flower Moon"

Tren
Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Tren
Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Tren
Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Batal Menggagas Benaromologi

Batal Menggagas Benaromologi

Tren
Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Tren
Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com