Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Soroti soal Potensi Gempa Sesar Cimandiri dan Lembang, Apa Itu?

Kompas.com - 05/03/2023, 17:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan soal bahaya membangun di zona merah kawasan bencana. 

Pihaknya mengingatkan pemerintah daerah harus memperketat izin mendirikan bangunan (IMB) di kawasan-kawasan rawan bencana gempa bumi.

"IMB dan tata ruang ditetapkan ketat. Kalau zona merah jangan dibangun, sebab nanti jadi kuburan massal. Zona orange dan kuning, boleh dibangun namun syaratnya harus ketat," kata Dwikorita dalam acara di Sekolah Partai PDI-P Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Seminar nasional PDI-P bertajuk 'Mitigasi Bencana Secara Cepat sebagai Upaya Antisipasi Dini Untuk Memahami Potensi Bahaya Gempa Bumi dan Resikonya' di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (2/3/2023) yang menghadirkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati secara daring. Dokumentasi PDI-P Seminar nasional PDI-P bertajuk 'Mitigasi Bencana Secara Cepat sebagai Upaya Antisipasi Dini Untuk Memahami Potensi Bahaya Gempa Bumi dan Resikonya' di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (2/3/2023) yang menghadirkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati secara daring.

Dwikorita yang mantan Rektor UGM itu juga mengingatkan soal Indonesia merupakan negara rawan gempa lantaran memiliki beberapa patahan atau sesar.

Salah satu yang menurutnya harus diwaspadai, adalah Sesar Lembang dan Cimandiri. Kedua sesar tersebut memotong mulai dari Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

Baca juga: Ingatkan Potensi Gempa, Kepala BMKG: Zona Merah Jangan Dibangun, Nanti Jadi Kuburan Massal

Tangkapan layar peta segmentasi dan zona Sesar Cimandiri dari makalah seminar Dr Supartoyo Penyelidik Bumi Madya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (3/2/2022).Dok. PVMBG Tangkapan layar peta segmentasi dan zona Sesar Cimandiri dari makalah seminar Dr Supartoyo Penyelidik Bumi Madya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (3/2/2022).

 

Sesar Cimandiri

Ahli Geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas mengatakan, Sesar Cimandiri berada di sekitar Sukabumi hingga Cianjur dan Padalarang.

"Memanjangnya ya kira-kira barat ke timur. Nah itu sesarnya memang sudah terdefinisi dengan baik, bahwa itu aktif dan ada potensi gempanya," kata Heri kepada Kompas.com, Minggu (5/3/2023).

Namun, catatan gempa yang pernah terjadi di sesar itu belum ada yang mirip dengan gempa Tukri Februari lalu.

Dalam sejarahnya, cukup banyak gempa bumi yang dipicu oleh Sesar Cimandiri.

Termasuk di antaranya adalah gempa sekitar Gunung Gede pada 1699, gempa Sukabumi pada 1879 dan 1900.

Kemudian gempa Cianjur pada 1844, gempa Rajamandala pada 1910, serta gempa di Sukabumi pada tahun 2000 yang memicu kerusakan parah.

Harian Kompas, 11 September 2012 mencatat, laju pergesaran di Sesar Cimandiri mencapai 8 milimeter per tahun.

Sesar ini juga menjadi satu dari empat sumber gempa bumi di Jakarta, selain Lempeng Indo-Australia di Selat Sunda, sesar Lembang, dan sesar Semongko.

Baca juga: Peneliti Belanda Prediksi Sulawesi Diguncang Gempa 8 Magnitudo Awal Maret Ini, BMKG: Potensinya Kecil

 

Sesar Lembang

Sementara itu terkait Sesar Lembang lokasinya diperkirakan berada di utara Bandung, Jawa Barat.

Ada sejumlah pendapat ahli terkait Sesar Lembang, di antaranya: 

  • Beberapa ahli berpendapat bahwa sesar ini sangat aktif dan bisa memicu gempa hingga lebih dari magnitudo M 7,0.
  • Sejumlah ahli menyebut Sesar Lembang memiliki karakteristik sesar yang 'kriting' atau terus bergerak dan tidak terkunci.
  • Pembentukan sesar Lembang disebut lebih ke arah vulkanik akibat letusan gunung Sunda.

Menurut Heri, belum terdefinisikannya Sesar Lembang secara pasti karena masih kurangnya data. Sementara para peneliti dapat menyimpulkan sebuah sesar berbasis hipotesis dan bukan data pengukuran. 

"Contohnya untuk bisa memahami sesar dengan baik kan harus ada jaringan pemantauan informasi, itu kan belum ada di Sesar Lembang. Di Cimandiri sudah ada, tapi masih kurang," kata dia. 

Rencana jaringan sensor gempa di Jawa Barat oleh BMKG, akan dipasang 2019 ini. Pemasangan seismograph ini digunakan untuk antisipasi sesar Lembang, sesar Baribis dan sesar Cimandiri di Jawa Barat. Rencana jaringan sensor gempa di Jawa Barat oleh BMKG, akan dipasang 2019 ini. Pemasangan seismograph ini digunakan untuk antisipasi sesar Lembang, sesar Baribis dan sesar Cimandiri di Jawa Barat.

Untuk zona merah kawasan rawan gempa, Heru menjelaskan bahwa zona itu berlokasi di dekat sesar.

Semakin jauh suatu daerah dari sesar, maka warna zonasi tersebut semakin menguning hingga menghijau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Tren
Kemendikbud Ristek Batalkan Kenaikan UKT 2024-2025

Kemendikbud Ristek Batalkan Kenaikan UKT 2024-2025

Tren
Alasan Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina, Total Pelaku Jadi 9 Orang

Alasan Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina, Total Pelaku Jadi 9 Orang

Tren
BMKG Deteksi Siklon Tropis Ewiniar di Sekitar Indonesia, Berlangsung sampai Kapan?

BMKG Deteksi Siklon Tropis Ewiniar di Sekitar Indonesia, Berlangsung sampai Kapan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com