Hal tersebut memicu munculnya hormon prostaglandin, hormon yang merangsang kontraksi otot rahim.
Adapun, prostaglandin dalam jumlah tinggi dapat memicu rasa sakit atau nyeri haid.
Setelah melahirkan dan menyusui, Indra mengatakan bahwa siklus menstruasi cepat atau lambat akan kembali berlanjut.
Saat itulah, kata dia, perempuan kemungkinan akan merasakan lebih sedikit kram perut atau bahkan sama sekali tidak merasakan nyeri haid.
Salah satu teori mengatakan, persalinan telah menghilangkan beberapa tempat reseptor prostaglandin di dalam rahim.
Selain berperan dalam nyeri haid, hormon ini juga membantu mengarahkan rahim untuk berkontraksi selama persalinan.
"Dengan berkurangnya ekspresi reseptor prostaglandin (PG), maka E2 (isoform EP2) terjadi relaksasi," jelas Indra.
"Sehingga terjadi perubahan reseptor PG F kontraktil (isoform FP), reseptor prostaglandin dalam rahim saat melahirkan," imbuhnya.
Proses berkurangnya ekspresi tersebut, terang Indra, membuat nyeri haid berkurang.
"Proses berkurang ekspresi ini saat melahirkan, maka nyeri haid juga pasti berkurang seteleh melahirkan," pungkasnya.
Baca juga: Siklus Haid Tak Teratur, Apa Penyebabnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.