"Tapi kalau sudah menjadi gaya hidup maka orang lain yang melihat jadi beranggapan hal yang sama, seperti 'oh jadi asik ya gak punya anak bisa ini itu'," katanya.
Selain itu, biasanya orang-orang beranggapan bahwa tidak memiliki anak itu memudahkan mereka dalam pekerjaan dan lainnya. Ada beberapa alasan kepentingannya yang lebih ke egosentris, karir, kedudukan, dan materi.
"Jika dilihat dari egosentrisme tentu orang tersebut tidak sehat mental karena ia memiliki ego dan perhatian yang berlebihan pada diri sendiri dan berfokus untuk kesejahteraan diri sendiri dengan mengabaikan orang lain," tambahnya.
Baca juga: Ibu Muda di Jambi Cabuli 17 Anak, dr Boyke Sebut soal Kelainan Seks
Ratna menambahkan bahwa childfree berbeda dengan child phobia atau pedophobia.
"Childfree itu biasanya terjadi atau muncul sebelum pernikahan atau kemudian menyusul ketika mereka menikah dan memutuskan untuk tidak memiliki anak dikarenakan soal ekonomi, karir, maupun egosentris tadi," ungkapnya.
Berbeda kasus dengan childfree, pedophobia cenderung karena mereka memiliki fobia dengan anak-anak yang mungkin saja dikarenakan trauma di masa lalu.
Sehingga dapat memengaruhi pola pikir mereka dan menganggap bahwa anak menjadi sesuatu yang mengancam dan menimbulkan trauma.
Seseorang jika mengalami pedophobia, maka akan mengalami gejala-gejala khusus seperti saat melihat anak maka akan muncul trauma di masa lalu yang mengingatkannya pada hal tersebut.
Tandanya bisa berupa kecemasan, marah, menangis, sedih berkepanjangan yang nanti kecemasan itu dapat memengaruhi pola pikir mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.