KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut bahwa kata Indon adalah ejekan, menjadi viral di media sosial.
Awalnya, seorang warganet mengomentari sebuah unggahan di akun Twitter ini dengan menyebut orang Indonesia sebagai Indon.
"Indons be wilding," tulisnya.
https://twitter.com/izzermcglizzer/status/1620948105805070338
Atas unggahan tersebut, pengguna Twitter lain langsung bereaksi keras. Ia menyebut kata Indon sebagai ejekan yang berkonotasi negatif.
Karena itu, orang-orang dilarang menggunakannya.
https://twitter.com/convomfs/status/1621488714433323008
Lalu, apa arti Indon dan bagaimana kata itu bisa memiliki arti negatif?
Baca juga: Viral, Unggahan Gambar Anak Mencerminkan Perasaannya, Ini Kata Psikolog
Menurut ahli bahasa sekaligus Kepala Program Studi Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran Nani Darmayanti, kata Indon awalnya tidak memiliki arti negatif.
"Orang Malaysia itu suka menyingkat kata dengan suku kata tertentu untuk memudahkan penyebutan," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/2/2023).
Warga Malaysia menggunakan kata Indon untuk menyingkat Indonesia. Selain itu, ada juga Bangla untuk menyebut Bangladesh.
Ia menyatakan, kata Indon umumnya dipakai di lingkungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk menyebut warga Tanah Air yang bekerja di Negri Jiran itu.
Di luar Malaysia, kata Indon juga digunakan untuk menyingkat nama Indonesia, salah satunya dalam buku.
Contohnya, buku Bahasa dan Budaja yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Budaja, Universitas Indonesia pada 1952 yang menggunakan istilah Indon sebagai singkatan Indonesia.
Baca juga: Viral, Unggahan Istilah Bahasa sebagai Nama untuk Bahasa Indonesia, Pakar Sebut Itu Salah
Indon berubah menjadi kata yang bermakna buruk akibat digunakan media Malaysia untuk memberitakan peristiwa kejahatan yang melibatkan warga Indonesia di sana.
"Media Malaysia kalau memberitakan tentang TKI yang melakukan kejahatan, pencurian, pemerkosaan, dan hal negatif lainnya mereka pakai kata Indon di headline beritanya," jelasnya lebih lanjut.
Media Malaysia banyak mengangkat citra negatif dari TKI dan TKW yang bekerja di sana. Lama-kelamaan, kata Indon memiliki konotasi negatif.
Kata Indon berubah jadi digunakan untuk menyebut warga Indonesia di Malaysia sebagai kelompok orang yang suka berbuat kejahatan.
Nani menyayangkan tindakan yang dilakukan media Malaysia tersebut. Mereka juga tidak membuat pemberitaan yang berisi citra baik para TKI dan TKW.
"Padahal sangat banyak jasa para TKI dalam pembangunan infrastruktur Malaysia," ungkapnya.
Hingga saat ini, Nani menyebut kalau kata Indon masih digunakan untuk mengejek warga Indonesia yang bekerja di Malaysia.
Meski begitu, penggunaannya di media massa berkurang. Hal ini karena Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) mengajukan keberatan atas penggunaan sebutan Indon karena bernada rasis.
Baca juga: Ramai soal Cara Baca Mixue yang Benar, Ini Penjelasan Ahli Bahasa Mandarin
Diberitakan Antara (24/5/2007), warga Indonesia yang tinggal di Malaysia menggelar aksi protes di Kuala Lumpur pada sekitar 10 Mei 2007.
Aksi dilakukan untuk memprotes media Malaysia yang membuat banyak berita negatif tentang Indonesia. Akibatnya, citra negara menjadi buruk di kalangan warga setempat.
Atase Penerangan KBRI di Malaysia Eka A Soeripto juga saat itu keberatan terhadap media Malaysia yang sering menulis kata Indon untuk menyebut negara dan bangsa Indonesia.
Selain penggunaan kata Indon, masyarakat Indonesia juga memprotes media Malaysia yang tidak berimbang dalam memberitakan Indonesia.
Protes ini kemudian membuat Duta Besar Malaysia Dato Zainal Abidin Zain yang saat itu menjabat memutuskan akan menyampaikan keluhan tersebut ke media di sana dan melarang penggunaan kata Indon.
Bukan hanya di media Malaysia, larangan penggunaan kata Indon juga diterapkan bagi penduduk negara itu.
Kompas.com (30/03/2013) memberitakan bahwa tulisan larangan penggunaan kata Indon tertempel di Pelabuhan Tunon Taka, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.
Pelabuhan itu menjadi jalur masuk warga Malaysia dari Kota Tawau, Sabah ke Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.