Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siti Baroroh Baried, Profesor Perempuan Pertama di Indonesia

Kompas.com - 04/02/2023, 15:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 19 Agustus 1970, Prof Dra Siti Baroroh Baried dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya), Universitas Gadjah Mada (UGM).

Meski dilantik pada 1970, ia sebenarnya telah ditetapkan sebagai guru besar sejak 1 September 1964 atau ketika berusia 39 tahun.

Ini merupakan hari bersejarah bagi Baroroh dan juga Indonesia. Pasalnya, ia menjadi guru besar perempuan pertama di tanah air.

Harian Kompas, 19 Agustus 1970 mencatat, Baroroh menyampaikan pidato pengukuhannya berjudul "Bahasa Arab dan Perkembangan Bahasa Indonesia".

Baroroh dilahirkan pada 23 Mei 1925 dan merupakan putri dari pasangan Haji Tamim Djakfar dan Siti Asmah, pedagang asli Kauman, Yogyakarta.

Baca juga: Saat Ganjar Bercerita tentang UGM yang Mampu Cetak Tokoh Penting...

Pendidikan

Setelah lulus dari Mulo HIK (Hollands Indlansche Kweekschool) pada 1944, Baroroh kemudian mengajar ilmu pengetahuan alam (IPA) di SMP Puteri Muhammadiyah Yogyakarta.

Saat itu, UGM belum berdiri, tetapi hanya ada Yayasan Balai Perguruan Tinggi Nasional Gadjah Mada pengelola Fakultas Sastra, Filsafat, dan Kebudayaan, serta Fakultas Hukum dan Ekonomi.

Atas arahan dari sejumlah akademisi, termasuk Prof Dr Priyono dan Prof Dr Purbacaraka, ia kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Sastra, Filsafat dan Kebudayaan.

Alasannya sederhana, ia mengaku guru-gurunya pandai menanamkan pengertian agar senang kepada sastra, dikutip dari Harian Kompas, 8 Maret 1991.

Baroroh pun kuliah di Balai Perguruan Tinggi Nasional Gadjah Mada hingga 1949, kemudian pindah ke Fakulas Sastra dan Filsafat Universitas Indonesia yang lebih dulu berdiri.

"Kalau kamu tetap tinggal di sini, kamu tak akan selesai-selesai, siapa nanti yang akan menggantikan mengajar," kata Baroroh menirukan guru-gurunya yang mengajak ke Jakarta.

Bersama lima mahasiswa angkatan pertama lainnya, yakni Koentjaraningrat, Slamet Muljana, Soetjipto Wirasanjaya, Tudjimah, dan Tejaningsih, mereka pun pergi ke Jakarta.

Dari enam mahasiswa di atas, hanya Baroroh yang pulang ke Yogyakarta dan tidak ikut mengabdikan diri di UI.

Pasalnya, ia mengaku bukan tipe orang yang suka mengembara dan sudah diincar Gadjah Mada untuk mengajar di kampus itu.

Baca juga: KPU Minta NU dan Muhammadiyah Sisipkan Pendidikan Pemilu dalam Forum Keagamaan

Perjalanan karier 

Prof Dra Baroroh BariedKOMPAS/DJOKO POERNOMO Prof Dra Baroroh Baried
Pada 1953, Baroroh resmi diangkat sebagai pegawai negeri atau setahun setelah lulus dari UI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com