Di samping itu, penyebab tenggelamnya kapal Tampomas II juga disebabkan oleh ketidaktahuan awak kapal dalam memahami prosedure penggunaan semua peralatan pertolongan.
Hal ini diketahui setelah bahu pelampung tidak dapat digunakan untuk penumpang awan. Selain itu, radio portabel yang seharusnya ada di dalam sekoci juga tidak tersedia di tempatnya.
Atas keteledoran tersebut, sejumlah awak kapal mendapat sanksi administratif oleh Mahkamah Pelayaran.
Baca juga: Hidup di Kapal Yacht Selama 5 Tahun, Ika Permatasari-Olsen: Tak Ada Rencana Menetap Lagi di Darat
Ratusan penumpang menjadi korban dalam insiden tenggelamnya kapal Tampomas II di perairan Masalembo.
Dilansir dari Harian Kompas (2022), posko Pelni di Kemayoran Jakarta menyampaikan bahwa jumlah korban yang selamat ada 671 orang, sementara korban tewas mencapai 90 orang.
Data itu menunjukkan bahwa dari banyaknya 1.054 penumpang ditambah 82 awak kapal, artinya ada 346 orang yang belum ditemukan nasibnya, termasuk sang nahkoda, Abdul Rival.
Dari total korban sementara, insiden tenggelamnya kapal Tampomas II tercatat menjadi musibah perairan terburuk keempat di dunia setelah Titanic (1.503 tewas, 15 April 1912), Lusitania (1.198 tewas, 1 Mei 1915), dan Empress of Ireland (1.023 tewas, 30 Juli 1906).
(Sumber: Kompas.com Nur Fitriatus Shalihah, August Prengkuan, M Sjafe-i Hassanbasari, Pius Caro, Johnny Tg | Editor: Rendika Ferri Kurniawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.