Pengamat sepak bola Akmal Marhali mengatakan, sepak bola merupakan olahraga paling populer di Indonesia.
Karena itu, tak heran banyak pejabat pemerintahan yang rela mendaftar jadi pengurus PSSI.
"Sepak bola ini olahraga paling populer di Indonesia, artinya mendapat perhatian mayoritas masyarakat. Kalau bicara mayoritas, maka secara tidak langsung siapa pun Ketum PSSI akan populer," kata Akmal kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).
Menurutnya, popularitas inilah yang dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk mendongkrak elektabilitas atau popularitas mereka di mata publik.
Akmal bahkan mengklaim, Ketum PSSI bisa lebih menarik perhatian publik dibandingkan dengan Presiden, karena selalu ada pertandingan sepak bola setiap pekan.
"Inilah yang membuat sepak bola kita selalu menjadi kendaraan politik buat orang-orang yang ingin menaikkan elektabilitas dalam kaitannya dengan kontestasi politik, baik piplres, pilgub atau pemilihan kepala daerah lainnya," jelas dia.
Baca juga: Rekam Jejak 5 Bakal Calon Ketum PSSI, Erick Thohir hingga La Nyalla
Menurut Akmal, salah satu bukti tingginya popularitas jabatan Ketum PSSI bisa dilihat dari unggahan Instagram Iwan Bule.
Dalam akun Instagram-nya, unggahan-unggahan yang berisi pemain tim nasional Indonesia kerap ditonton jauh lebih banyak dibandingkan unggahannya yang lain. Bahkan beberapa di antaranya telah ditonton jutaan kali.
Atas dasar itu, Akmal berharap agar para calon yang bertarung memperebutkan Ketum PSSI kali ini benar-benar memiliki niat perbaikan.
Menurutnya, diperlukan pakta integritas untuk meyakinkan masyarakat bahwa para calon ingin memperbaiki sepak bola, bukan menggunakannya sebagai kendaraan politik.
"Bahwa mereka akan benar-benar membenahi dan memimpin PSSI selama periode kepengurusannya dari 2023-2024, tidak menjadikan sepak bola sebagai batu loncatan untuk Pilpres," ujarnya.
"Harus ada komitmen itu, jangan sampai sepak bolanya kembali dikorbankan, orangnya lompat menuju pilpres, sepak bola tidak jadi apa-apa juga," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.