Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nabila Aulia Rahma
Mahasiswa S2

Magister Hukum Kenegaraan, Fakultas Hukum UGM

Perppu Cipta Kerja dan Preseden Buruk Penegakan Konstitusi

Kompas.com - 16/01/2023, 13:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hal ini menjadi penting, terutama untuk pelibatan partisipasi publik. UU Cipta Kerja mengatur banyak aspek dalam bidang ekonomi, investasi, ketenagakerjaan, pengelolaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan agraria, yang pada muaranya juga diberlakukan ke seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya untuk kalangan elite dan pengusaha.

Perppu seolah terlihat menjadi jalan pintas bagi pemerintah untuk menjamin kepastian hukum untuk kalangan tertentu saja.

Preseden Buruk Penegakan Konstitusi

Tindakan pemerintah menerbitkan Perppu Cipta Kerja bisa dikategorikan sebagai pembangkangan konstitusional (constitusional disobedience), karena secara normatif dan praktik pemerintah tidak patuh terhadap putusan MK. Itu artinya juga pemerintah tidak patuh terhadap konstitusi.

Penerbitan perppu itu justru menimbulkan persoalan baru yang selama ini dihindari pemerintah, yaitu soal kepastian hukum bagi investor. Penerbitan perppu itu justru menimbulkan kesan bahwa aturan hukum kita mudah berganti-ganti.

Padahal pemerintah bisa mengambil jalan dengan menyusun kembali UU Cipta Kerja sesuai putusan MK, sehingga ke depan UU Cipta Kerja bisa berlaku lebih lama karena telah mengakomodir aspirasi masyarakat, dibuat dengan prosedur yang benar, serta sesuai dengan asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik.

Penerbitan Perppu Cipta Kerja menjadi preseden buruk karena menjadi tanda-tanda adanya regresi konstitusi. Pemerintah mengabaikan tuntutan proses kebijakan yang memadai, transparan, partisipatif, dan berhati-hati/seksama.

Tampak di sini putusan MK hanya sebagai macan di atas kertas, karena tidak ada political will yang kuat dari pemerintah untuk mematuhi putusan MK.

Otoritarianisme di masa lalu cenderung bergerak menggunakan mekanisme non-yuridis seperti kudeta atau pembungkaman langsung. Saat ini pola otoritarianisme bergeser dengan menempuh jalur-jalur formal yang seolah-olah konstitusional  tetapi sebetulnya bertujuan non-demokratis. Kini polanya tidak mengubah konstitusi tetapi memanipulasi tafsir konstitusi sedemikian rupa agar sesuai kepentingan para penguasa.

Huq dan Ginsburg dalam sebuah artikel berjudul “How to Lose a Constitutional Democracy” menjelaskan, istilah constitutional retrogession (kemunduran konstitusional) adalah istilah yang tepat untuk menjelaskan rusaknya instrumen demokrasi melalui upaya-upaya konstitusional. Kerusakan yang ditimbulkan tidak akan terasa secara langsung. Namun secara perlahan-lahan akan mengikis elemen-elemen dasar dari konstitusi suatu negara.

Penerbitan Perppu Cipta Kerja yang tanpa terlebih dahulu melalui pembahasan di DPR dan partisipasi publik, sepintas memang menyelesaikan problem mengenai inkonstitusionalitas UU Cipta Kerja. Namun ke depan pola ini tidak baik untuk kemajuan konstitusi dan demokrasi negara kita.

Karena bisa saja setiap ada UU dianulir MK setelah melewati sebuah proses judicial review, pemerintah tinggal menerbitkan perppu lagi untuk menindaklanjuti putusan MK itu. Begitu pula ketika Perppu tersebut dilakukan judicial review ke MK dan dianulir, pemerintah bisa membuat perppu lagi untuk mengatasinya.

Hal ini dapat menimbulkan pola berulang dengan jalan pintas perppu yang dipergunakan tidak sebagaimana mestinya. Dari peristiwa di atas, terlihat adanya upaya pelemahan komitmen terhadap konstitusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com