Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra yang Didukung Jokowi Jadi Capres atau Cawapres 2024

Kompas.com - 12/01/2023, 14:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutarakan dukungannya kepada Yusril Ihza Mahendra bila ia maju sebagai capres atau cawapres pada Pilpres 2024 mendatang.

Dukungan itu diungkapkan Jokowi ketika menghadiri Rapat Koordinasi dan Musyawarah Dewan Partai Partai Bulan Bintang (PBB), Rabu (11/1/2023) di Jakarta.

Jokowi mengatakan, Yusril yang saat ini menduduki posisi sebagai Ketua Umum PBB layak maju sebagai RI-1 maupun RI-2 lantaran pengalaman yang dimiliki begitu panjang.

Bahkan, dalam sambutannya di Rapat Koordinasi dan Musyawarah Dewan Partai PBB, Jokowi menyebut nama Yusril dengan panggilan "prof" atau profesor.

"Saya mendukung kalau Prof. Yusril di (Pilpres) 2024 nanti dicalonkan sebagai presiden atau wakil presiden. Ini serius," kata Jokowi dikutip dari Kompas.com

Baca juga: Cerita Yusril Dipaksa Megawati Selesaikan Lebih dari 100 UU dalam 2 Tahun

Yusril Ihza Mahendra, saat ditemui di kantornya, Kasablanka Office Tower, Jakarta, Jumat (12/7/2019). KOMPAS.com/ KRISTIAN ERDIANTO Yusril Ihza Mahendra, saat ditemui di kantornya, Kasablanka Office Tower, Jakarta, Jumat (12/7/2019).

Profil Yusril Ihza Mahendra

Yusril Ihza Mahendra lahir pada 5 Februari 1956 di Lalang, Manggar, Belitung Timur dari pasangan Idris Haji Zainal dan Nursiha Sandon.

Darah Minangkabau begitu kental dalam dirinya lantaran garis keturunan ini diwariskan oleh sang ibu. Dikutip dari Kompaspedia, ibu Yusril datang dari Payakumbuh, Sumatera Barat namun sang nenek memutuskan pindah ke Belitung dari Minangkabau.

Sementara itu, ayah Yusril ternyata mempunyai keluarga yang berasal dari Johor, Malaysia dan sudah tinggal di Belitung sejak awal abad ke-19.

Ia bekerja menjadi guru dan dikenal juga sebagai sutradara teater tradisional, penulis novel, ulama berhaluan moderat, penulis naskah, aktivitas Partai Masyumi, dan seniman.

Latar belakang pendidikan

Ysiril yang lahir sebagai anak ke-6 dari 11 bersaudara, menghabiskan masa kecil di kampung halamannya. Ia bersekolah di SDN Manggar, Bangka Belitung dan mentas dari sekolah ini pada tahun 1969.

Ia melanjutkan pendidikannya ke SMPN Manggar, SMA Perguruan Islam Bangka Belitung, dan belajar Ilmu Filsafat pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI).

Baca juga: Yusril: Kalau Betul-betul Verifikasi Faktual, Tidak Ada Satu Pun Partai yang Lolos

Tetapi, pilihannya berubah satu tahun setelahnya ketika memutuskan masuk ke jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI. Ia lulus pada tahun 1983.

Ia lantas melanjutkan studi jenjang S-2 di University of the Punjab India. Gelar master didapatnya pada tahun 1984.

Tak hanya itu, Yusril juga mengambil jurusan Hukum dan Ilmu Pengetahuian Islam di Universitas Islam Indonesia (UII) pada tahun 1984 sebelum menempuh studi doktoral di University Sains Malaysia.

Ketua Tim Hukum Joko Widodo - Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra hadir dalam sidang perdana sengketa pilpres 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (14/6/2019).KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Ketua Tim Hukum Joko Widodo - Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra hadir dalam sidang perdana sengketa pilpres 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (14/6/2019).

Perjalanan karier

Perjalanan Yusril di dunia hukum dan politik dimulai ketika dirinya bekerja di UI sebagai pengajar mata kuliah teori Ilmu Hukum, Hukum Tata Negara, dan Filsafat Hukum,

Karier akademiknya dimulai dari bawah ketika ia dipercaya sebagai asisten dosen Prof. Ismail Suny dan Prof. Osman Raliby.

Yusril kemudian ditetapkan sebagai dosen UI, namun terpilih sebagai penulis pidato Presiden Soeharto pada tahun 1996.

Baca juga: Didukung Jokowi jika Maju Pilpres, Yusril: Saya Terima Kasih

Menurut catatan Kompaspedia, hingga tahun 1998 ia sudah membuat 204 pidato untuk The Smiling General.

UI kemudian mengangkatnya sebagai Guru Besar Bidang Hukum Tata Negara pada tahun 1998.

 

Perjalanan politik

Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/8/2019). KOMPAS.com/Ihsanuddin Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

PBB yang didirikan pada 26 Juli 1998 sempat dinahkodai oleh Yusril sebagai ketua ketika reformasi meletus. Ia menduduki posisi ini hingga tahun 2005.

Yusril kemudian masuk ke Kabinet Persatuan Nasional yang dibentuk oleh Presiden Gus Dur sebagai Menteri Hukum dan Perundang-undangan periode 1999-2001.

Jabatan sebagai Menteri Hukum dan HAM Kabinet Gotong Royong juga pernah disandang Yusril pada 2001-2004,

Ia lantas dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Sekretaris Negara.

Baca juga: Jokowi Dukung Yusril jadi Capres atau Cawapres jika Dicalonkan

Usai menjadi menteri, ia kembali ke PBB sebagai ketua umum dalam Muktamar IV pada April 2015.

Posisi ketum diemban untuk periode 2014-2019 dan Yusril kembali menduduki jabatan yang sama secara aklamasi melalui Muktamar PBB di Belitung pada September 2019.

Pada tahun 2019, Yusril sempat ditunjuk sebagai pengacara Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019 padahal pada pilpres sebelumnya ia dipercaya sebagai pengacara Prabowo-Hatta Rajasa.

Dilansir dari Antara, Yusril menerima tawaran sebagai pengacara Jokowi tanpa bayaran karena dirinya setelah bertemu dengan Erick Thohir selaku ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf.

"Pak Erick mengatakan, jadi lawyer Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf ini pro bono alias gratis tanpa bayaran apa-apa," kata Yusril beberapa tahun yang lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com