Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PJ Gubernur Banten Minta Warga Tenang tapi Tetap Waspada, Ini Update Status Gunung Anak Krakatau

Kompas.com - 06/01/2023, 19:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pejabat Gubernur Banten Al Muktabar meminta masyarakat untuk tetap tenang terkait peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau belakangan ini.

"Tentu masyarakat harus tetap tenang, jangan panik, beraktivitas seperti biasa. Masyarakat sudah punya intuisi sendiri atas penyikapan keadaan ini, dan kita juga cukup baik sikap masyarakat atas berbagai hal yang akan terjadi terkait kebencanaan," ujar Al Muktabar sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Jumat (6/1/2023).

Meskipun meminta masyarakat tetap tenang, dirinya juga meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap kenaikan aktivitas Gunung Anak Krakatau.

"Kita mengimbau kepada masyarakat tetap waspada, kemudian prosedur-prosedur keselamatan dalam rangka menghadapi berbagai bencana pada dasarnya sudah disampaikan," kata Al Muktabar.

Baca juga: Aktivitas Gunung Anak Krakatau Meningkat, Pj Gubernur Banten Minta Warga Tenang tapi Tetap Waspada


Status Gunung Anak Krakatau

Koordinator Gunung Api di Unit Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Oktory Prambada menyampaikan, saat ini Gunung Anak Krakatau masih dalam status Level III (siaga).

"Untuk update aktivitas Anak Krakatau pasca erupsi hari Rabu tanggal 4 Januari 2023, Anak Krakatau masih berada pada Level III (Siaga)," ujar Oktory saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/1/2023).

Sebagai informasi, Gunung Anak Krakatau erupsi pada Rabu (4/1/2023) sore dengan lontaran material abu vulkanik dengan ketinggian 3.000 meter.

Adapun pada Kamis (5/1/2023) pukul 00.35 WIB Anak Krakatau juga mengalami erupsi dengan lontaran abu vulkanik mencapai ketinggian 750 meter.

Oktory menyampaikan, potensi bahaya dari Gunung Anak Krakatau saat ini adalah jatuhan piroklastik, erupsi-erupsi kecil (vulcanian) serta aliran lava pada tubuh Gunung Anak Krakatau.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Krakatau Meletus, Menggelapkan Langit dan Menurunkan Suhu Dunia

Potensi bahaya aliran lava tersebut berada pada radius 5 km dari titik erupsi.

Ia menjelaskan, Anak Krakatau saat ini memasuki fase pertumbuhan kembali tubuhnya.

"Pada saat ini yang terjadi adalah pertumbuhan kembali tubuh Anak Krakatau di bagian Barat daya-Barat yang prosesnya bisa dilihat adalah erupsi-erupsi kecil, aliran lava dan jatuhan material pijar di sekitar titik erupsi," ujarnya.

Ia menjelaskan, fenomena ini akan terus berlangsung hingga tercipta kembali tubuh Gunung Anak Krakatau.

"Fenomena yang akan terus berlangsung hingga tercipta kembali tubuh Gunung Anak Krakatau," jelasnya.

Ia menambahkan, terkait dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau, masyarakat bisa terus memantau aktivitasnya melalui laman https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com