Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Solstis 22 Desember, Ini Fakta dan Mitosnya

Kompas.com - 22/12/2022, 10:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

3. Akan terjadi hal besar

Narasi serupa juga bersumber dari twit warganet tersebut. Namun Andi menjelaskan tidak ada hal besar atau perubahan besar yang terjadi saat peristiwa Solstis.

Menurut Andi, solstis berdampak langsung pada lamanya waktu siang dan malam.

Untuk belahan Bumi utara, kata dia, panjang siang akan lebih pendek dibandingkan dengan panjang malamnya.

Sebaliknya, saat solstis Desember, belahan Bumi selatan akan mengalami siang lebih panjang daripada malam.

4. Dapat diramalkan

Kemudian, muncul kabar yang menyebutkan bahwa Solstis dapat diperamalkan.

Hal ini keliru, sebab Solstis dijadwalkan terjadi dua kali dalam setahun yakni pada bulan Juni dan bulan Desember.

Fenomena ini menjadi siklus rutin tahunan.

5. Berpengaruh terhadap kondisi cuaca

Selain itu, fenomena Solstis juga biasanya dikaitkan dengan cuaca yang dialami penduduk Bumi.

Faktanya, fenomena solstis tidak langsung memiliki pengaruh terhadap kondisi cuaca.

Tetapi, perubahan posisi Matahari saat solstis dapat memengaruhi panas dan kelembapan udara, sehingga dapat mempengaruhi kondisi cuaca.

Tangkapan layar video bernarasi tidak boleh keluar saat 21 Desember 2022 karena fenomena solstisTikTok/hendrikecee Tangkapan layar video bernarasi tidak boleh keluar saat 21 Desember 2022 karena fenomena solstis

Andi menjelaskan, ada dua kota atau negara yang mengalami durasi siang terlama/malam terpendek dan sebaliknya.

Ia menambahkan, untuk negara atau wilayah (yang masih bisa dihuni manusia) yang mengalami siang terlama sekaligus malam terpendek adalah di kota Ushuaia, provinsi Tierra del Fuego, Argentina.

"Di kota Ushuaia akan mengalami panjang durasi siang hari selama 17 jam 20 menit dan panjang malam 6 jam 40 menit," ujar Andi, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/12/2022).

Sementara untuk negara atau wilayah yang mengalami siang terpendek sekaligus malam terpanjang adalah di kota Longyearbyen, distrik Svalbard, Norwegia.

"Siangnya nol jam dan malam 24 jam alias mengalami 'polar night' atau 'malam kutub'," lanjut dia.

(Sumber: Kompas.com/Diva Lufiana Putri, Retia Kartika Dewi | Editor: Sari Hardiyanto, Rendika Ferri Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Tren
Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Tren
4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Gunakan Garpu Tanah dan Tidur dengan Bercak Darah

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Gunakan Garpu Tanah dan Tidur dengan Bercak Darah

Tren
Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Tren
KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

Tren
11 Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Imbas Kecelakaan Bus di Subang

11 Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Imbas Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemerintah Wajibkan Seluruh Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Pemerintah Wajibkan Seluruh Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Tren
Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Tren
Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Tren
Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya

Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya

Tren
OpenAI Luncurkan GPT-4o secara Gratis di ChatGPT, Apa Itu?

OpenAI Luncurkan GPT-4o secara Gratis di ChatGPT, Apa Itu?

Tren
Mengenal PTN BH, Keistimewaan, dan Daftar Kampusnya

Mengenal PTN BH, Keistimewaan, dan Daftar Kampusnya

Tren
4 Obat Ini Tak Boleh Diminum Bersama Jahe, Ada Hipertensi dan Diabetes

4 Obat Ini Tak Boleh Diminum Bersama Jahe, Ada Hipertensi dan Diabetes

Tren
Pendaftaran Poltekip dan Poltekim Kemenkumham 2024: Jadwal, Persyaratan, dan Cara Daftarnya

Pendaftaran Poltekip dan Poltekim Kemenkumham 2024: Jadwal, Persyaratan, dan Cara Daftarnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com