KOMPAS.com - Bagi Anda yang sering bolak-balik ke dapur cuma untuk memastikan kompor sudah dimatikan atau berulang kali membersihkan piring yang bahkan sebelumnya sudah dicuci, hati-hati karena mungkin itu gejala Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
OCD juga kerap kali diasosiasikan dengan perasaan tidak nyaman seseorang saat melihat hal-hal yang tidak beraturan.
Hal ini mungkin sudah bukan hal baru lagi bagi kebanyakan masyarakat. Namun, beberapa orang mungkin belum benar-benar memahami apa itu OCD.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Penyakit OCD, Gejala, dan Penyebabnya...
Dikutip dari Psychiatry, OCD adalah gangguan yang terjadi saat seseorang memiliki pikiran atau ide yang tidak bisa dikontrol (obsesi) yang kemudian mendorongnya untuk melakukan kegiatan secara berulang-ulang (kompulsi).
Perilaku berulang ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan interaksi seseorang secara sosial.
Contoh dari OCD, misalnya berulang kali mencuci piring yang sudah dicuci atau berulang kali memeriksa barang.
Seseorang dengan OCD akan terus terganggu dengan pikirannya akan sesuatu yang membuatnya tak nyaman.
Sehingga, ketika dirinya tak melakukan hal yang membuatnya khawatir tersebut secara berulang, maka seseorang tersebut akan merasakan ketakutan yang besar.
Beberapa orang OCD mengetahui pikirannya terlalu obsesif dan tak realistis bagi orang lain. Namun, sering kali mereka tak bisa berdamai dengan pikiran tersebut.
Dikutip dari MayoClinic, orang yang OCD biasanya akan berpusat pada tema tertentu.
Sebagai contoh, takut yang berlebihan pada kontaminasi kuman.
Dengan demikian, untuk meredakan ketakutan itu, Anda mungkin secara berulang mencuci tangan bahkan sampai tangan terasa sakit dan pecah-pecah.
Baca juga: 6 Tipe Eating Disorder dan Gejalanya yang bisa Pengaruhi Kesehatan Mental
Seseorang yang menderita OCD akan cenderung menunjukkan gejala obsesi dan kompulsi.
Namun, bisa pula hanya memiliki gejala obsesi saja atau kompulsif.
Obsesi OCD biasanya akan memunculkan pikiran atau gambaran berulang yang mengganggu hingga memunculkan adanya kecemasan.
Adapun obsesi ini biasanya memiliki tema, antara lain:
Sementara kompulsi OCD akan mendorong seseorang melakukan tindakan berulang untuk mengurangi kecemasan.
Kompulsi OCD juga memiliki tema, yakni:
OCD dapat dimulai sejak remaja atau dewasa, tetapi juga bisa dimulai saat masih kanak-kanak.
Gejala OCD biasanya muncul bertahap dan bervariasi, sehingga jenis obsesi dan kompulsi bisa berubah seiring waktu.
Bagi penderitanya, gejala OCD umumnya memburuk saat seseorang mengalami stress.
Baca juga: Apa Itu OCD, Penyakit yang Dialami Aliando Syarief? Ini Gejala dan Penyebabnya
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh penderita OCD adalah melakukan terapi. Terapi tersebut, yakni jenis terapi perilaku-kognitif (CBT).
Selama sesi perawatan pasien akan dihadapkan pada situasi yang ditakuti yang berfokus pada obsesi mereka.
Nantinya, mereka akan dibiasakan dan menjadi belajar bahwa mereka bisa mengatasi pikirannya tanpa harus melakukan perbuatan berulang.
Selain itu, seseorang dengan OCD juga bisa dilakukan pengobatan serta mungkin memerlukan perawatan bedah saraf.
Baca juga: Mengenal OCD, Gangguan Mental yang Tak Ada Kaitannya dengan Kebersihan
Penyebab OCD belum sepenuhnya diketahui, tetapi diperkirakan terkait faktor, yakni:
OCD juga berisiko muncul pada orang yag memiliki trauma tertentu, ataupun pada orang yang memiliki gangguan kesehatan mental lainnya.
Baca juga: Pola Diet yang Tepat bagi Penderita OCD