Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Gunung Semeru, Apa yang Dimaksud Erupsi?

Kompas.com - 05/12/2022, 08:25 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Erupsi gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali terjadi pada Minggu (4/12/2022) pukul 02.46 WIB.

Akibatnya, status gunung Semeru naik menjadi Awas (level IV) dari yang semula Siaga (level III) di hari yang sama pukul 12.00 WIB.

Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, erupsi terjadi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1500 meter di atas puncak.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan.

Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi 0 detik.

Lantas, apakah yang dimaksud dengan erupsi?

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Peringatan Tsunami Jepang, dan Penjelasan BMKG

Apa itu erupsi?

Erupsi kerap terjadi di gunung yang masih aktif. Di Indonesia, erupsi gunung berapi kerap terjadi lantaran banyaknya gunung berapi aktif yang tersebar di pulau-pulau di Indonesia.

Diberitakan oleh Kompas.com (14/9/2022), erupsi adalah proses pelepasan material dari gunung berapi ke atmosfer maupun ke permukaan Bumi dalam jumlah yang tidak menentu.

Erupsi gunung api akan mengeluarkan berbagai macam material, baik berasal dari dalam dapur magma maupun material di sekitar kawah.

Material lontaran erupsi gunung api bisa berwujud padat/eflata, berwujud cair dan berwujud gas.

Dilansir dari laman Kemendikbud, berikut jenis material yang dilontarkan erupsi gunung api:

1. Material padat/eflata

  • Bom atau bongkahan batu besar
  • Lapili, batu kerikil yang lebih kecil
  • Tuff atau abu vulkanik.

2. Material cair/efusifa

  • Lava, magma yang meleleh
  • Lahar, lava yang sudah bercampur dengan material lain

3. Material gas/ekshalasi

  • Mofet atau karbondioksida
  • Fumarol berupa uap air yang panas
  • Solfatar yaitu gas belerang
  • Awan panas, asap yang keluar dengan temperatur dan daya luncur yang tinggi.

Baca juga: Trending Semeru dan Update Kondisinya...

Jenis-jenis erupsi

Awan panas guguran (APG) Gunung Semeru terpantau dari CCTV Pos Pantau PVMBG Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022) pukul 06.30 WIB.Dok BNPB Awan panas guguran (APG) Gunung Semeru terpantau dari CCTV Pos Pantau PVMBG Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022) pukul 06.30 WIB.
Berdasarkan kategori atau klasifikasinya, erupsi dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, di antaranya:

1. Kekuatan letusannya

a. Erupsi eksplosif

  • Erupsi eksplosif merupakan letusan yang menyebabkan ledakan besar sehingga membentuk danau kawah yang besar.

b. Erupsi efusif

  • Erupsi efusif adalah letusan lemah yang tidak menimbulkan ledakan besar.

2. Proses keluarnya magma

a. Erupsi linier atau retakan

  • Erupsi linier atau retakan merupakan keluarnya magma melalui celah atau retakan. Biasanya akan menyebabkan munculnya deretan gunung api.

b. Erupsi areal

  • Erupsi areal adalah letusan yang terjadi saat magma berdekatan dengan permukaan bumi dan meleleh lapisan batuan di atasnya. Erupsi jenis ini bisa menyebabkan terbentuknya lubang besar di permukaan bumi.

c. Erupsi sentral

  • Erupsi sentral terjadi karena magma keluar lewat lubang di permukaan Bumi, sehingga membentuk gunung yang letaknya terpisah dengan gunung lainya.

3. Kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan material yang digunakan

Jenis erupsi ini dibedakan menjadi 7, di antaranya:

  1. Tipe hawaii
  2. Tipe stromboli
  3. Tipe vulkano
  4. Tipe merapi
  5. Tipe perret atau plinian
  6. Tipe pelee
  7. Tipe saint vincent.

Baca juga: Kata Media Asing soal Aktivitas Gunung Semeru

Bagaimana erupsi terjadi?

Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami erupsi pada Kamis sore. (ANTARA/HO/BPPTKG)antaranews Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami erupsi pada Kamis sore. (ANTARA/HO/BPPTKG)
Erupsi gunung api terjadi lantaran tekanan gas yang sangat kuat di dalam perut Bumi sehingga mendorong magma untuk keluar.

Dengan begitu, magma akan bergerak naik ke atas secara perlahan. Proses ini akan melelehkan batuan yang berada di sekitarnya dan terjadi penumpukan magma.

Penumpukan magma menyebabkan tekanan dari dalam perut Bumi semakin membesar. Hal ini terjadi karena magma terhambat oleh lepisan batuan yang sukar ditembus.

Semakin kuat tekanan yang ditimbulkan, maka lapisan batuan akan mulai retak dan membentuk celah. Celah inilah yang membuat magma keluar ke permukaan bumi.

Jika lapisan batuan tidak mampu membendung dorogan magma, ledakan bisa menyebabkan terjadinya semburan yang kuat.

Proses ketika magma berhasil keluar ke permukaan Bumi inilah yang disebut dengan erupsi gunung berapi.

Baca juga: UPDATE Erupsi Semeru Hari Ini: 1.979 Orang Mengungsi, Status Masih Awas

Apa beda erupsi dan gunung meletus?

Dilansir dari BPBD Nusa Tenggara Barat, gunung meletus atau letusan gunung api adalah proses keluarnya magma dari ruang magma dari perut gunung berapi.

Hal itu disebabkan oleh aktivitas magma dan pergerakan lempeng tektonik.

Mengacu pada pengertian tersebut, erupsi dan gunung meletus sama saja.

Hanya saja, dikutip dari KompasTV, penggunaan istilah gunung meletus kerap dikaitkan dengan erupsi eksplosif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com