Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Malaysia Airlines Dibajak, Jatuh dan Tewaskan 100 Orang di Dalamnya

Kompas.com - 04/12/2022, 10:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 45 tahun lalu, tepatnya pada 4 Desember 1977, terjadi pembajakan pesawat Malaysia Airlines 653 hingga akhirnya jatuh.

Dilansir dari CNN, 31 Maret 2014, Malaysia Airlines 653 dibajak saat dalam perjalanan dari Kota Penang ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Pesawat Boeing 737-200 itu menabrak rawa bakau saat turun, menewaskan 100 orang di dalamnya.

Insiden itu menjadi yang paling mematikan dalam sejarah penerbangan Malaysia.

Baca juga: Viral, Video Pesawat Siluman F-35 Australia Mendarat di Bali, Ada Apa?


Detik-detik pembajakan Malaysia Airlines 653

Dilansir dari New York Times, 5 Desember 1977, polisi mengatakan bahwa petugas penyelamat tidak menemukan korban selamat.

Di bandara di luar Kuala Lumpur, dilaporkan bahwa sebelum ledakan, pilot telah mengabarkan melalui radio bahwa pesawatnya telah dibajak.

Pejabat maskapai mengatakan, sejumlah orang yang tidak diketahui telah mengambil alih pesawat, tetapi mereka tidak tahu apakah pembajak adalah anggota Tentara Merah atau kelompok lainnya.

Pejabat tersebut melaporkan, mereka yang ada di pesawat itu adalah 7 awak pesawat, 20 warga negara asing, dan 73 warga negara Malaysia.

Di antara penumpang adalah Menteri Pertanian Malaysia Ali Ahmad, dan Duta Besar Kuba yang baru diakreditasi untuk Malaysia, Mario Garcia Imchaustegui.

Baca juga: Spesifikasi Indonesia One, Pesawat Kepresidenan Indonesia yang Disorot Warganet karena Mungil

Seorang juru bicara maskapai mengatakan, para pembajak menguasai pesawat 10 menit setelah meninggalkan pulau resor Malaysia.

Pada pukul 19.54 waktu Penang, pesawat Malaysia Airlines dalam penerbangan ke Kuala Lumpur dan Singapura.

Rencananya, pesawat mendarat sebentar di bandara Kuala Lumpur dan berangkat ke Singapura atas permintaan para pembajak.

Baca juga: Flight A-1312 Grounded Permanen, Ini Sejarah 62 Tahun Pengoperasian Pesawat Hercules C-130B

Pesawat Malaysia Airlines 653 jatuh

Menurut keterangan juru bicara, pukul 20.30 waktu setempat, pesawat jatuh di dekat sebuah desa kecil sekitar 13 mil sebelah barat kota Malaysia selatan.

Polisi mengatakan, seorang anak laki-laki berusia 18 tahun di desa itu telah memberi tahu mereka bahwa dia melihat jet itu "melonjak ke atas" kemudian menukik dan meledak dalam kobaran api.

Dua helikopter militer Malaysia melayang-layang di atas reruntuhan dengan lampu sorot untuk membantu pencarian korban selamat sepanjang malam.

Pencarian dilakukan oleh polisi, tentara, dan sukarelawan sipil.

Polisi tersebar di wilayah yang luas.

Dua helikopter Angkatan Udara Malaysia melakukan pencarian dengan lampu sorot menerangi pemandangan di bawah.

Baca juga: Tepuk Tangan Penumpang Lion Air JT330 Setelah Pilot Sukses Mendaratkan Pesawat dengan Aman...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com