KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan memasuki masa pensiun pada Desember 2022.
Bursa calon Panglima TNI mencuat pada nama Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Yudo Margono.
Laksamana Yudo dicalonkan kuat akan menggangikan Andika sebagai Panglima TNI. Sebab sejak Presiden Joko Widodo menjabat, belum ada Panglima TNI berasal dari TNI AL.
Baca juga: Profil dan Sepak Terjang Yudo Margono, Calon Kuat Panglima TNI
Peluang Laksamana Yudo jadi Panglima TNI menguat setelah Presiden Joko Widodo disebut telah memutuskan untuk menunjuknya menjadi panglima TNI berikutnya.
Keputusan tersebut pun telah dituangkan lewat Surat Presiden (surpres) terkait pencalonan Panglima TNI yang akan dikirim ke DPR pada Senin (28/11/2022).
Dikutip dari Kompas.id, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno membenarkan bahwa Presiden mencalonkan Yudo yang notabene dari matra laut.
"Pak Yudo," kata Pratikno, dikutip dari Kompas.id, Rabu siang.
Dikutip dari Tribunnews, pengamat militer Muradi mengatakan Panglima TNI periode selanjutnya seharusnya memang berasal dari Angkatan Laut.
Hal itu mengingat pimpinan TNI AL belum pernah menjabat pimpinan tertinggi di militer semasa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu juga sekaligus merujuk Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004.
“Kan dari semenjak Pak Jokowi selama berkuasa dari 2014 sampai hari ini angkatan laut belum pernah menjabat sebagai Panglima,” kata Muradi, Rabu (3/11/2022).
Alasan kuat lainnya yakni berkaitan dengan poros maritim hingga Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) yang memerlukan unsur kekuatan laut.
“Jadi artinya Pak Jokowi momen pergantian panglima ini adalah harusnya dari angkatan laut, semacam given, artinya sudah jatahnya lah,” ungkapnya.
Baca juga: KSAL Yudo Margono, Sang Panglima Kapal Perang Calon Kuat Panglima TNI
Lebih lanjut Muradi menilai jika Jenderal Dudung Abdurrachman terpilih menjadi Panglima pun tidak menyalahi aturan.
Namun hal itu terkesan tidak ada sirkulasi jabatan setelah sebelumnya jabatan panglima diduduki dari Jenderal berlatar belakang Angkatan Darat.
“Ya bisa, tapi kemudian kan sudah berturut turut angkatan darat, jangan dong, jadi lebih aman,” katanya.
Muradi menyebutkan jika Dudung legawa untuk tidak menjadi Panglima, maka mantan Panglima Kodam Jayakarta itu bisa menjadi Wakil Panglima TNI.
“Keppresnya sudah ada wakil Panglima tapi gak pernah diisi karena kebutuhan organisasi,” kata dia.
Namun alih-alih menjadi Wakil Panglima, Muradi menilai Dudung lebih nyaman menjadi KSAD.
Baca juga: Aksi Copot Baliho Jenderal Dudung Dinilai Jadi Modal Buat Dilirik Jokowi Jadi Panglima TNI