Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres, antara Dugaan Kelaparan dan Aset Keluarga

Kompas.com - 14/11/2022, 20:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"Tadinya ada mobil Brio kayaknya, ada motor Scoopy. Bapaknya yang suka bawa mobil, ibunya juga bisa bawa motor," kata Tio, di kediamannya, Sabtu.

Kendati begitu, keberadaan mobil dan motor itu tak lagi terlihat di halaman rumah korban sekitar Februari-Maret 2022.

Baca juga: Cegah Kasus Kalideres Terulang, Pengurus RT/RW di Jakarta Harus Aktifkan Lagi Forum-forum Warga

Bukan penerima bansos

Ketua RT RT 007 RW 015 Kalideres yang bernama Asiung, mengaku tak percaya jika warganya meninggal kelaparan karena tak sanggup membeli makan.

Pasalnya, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (13/11/2022), mereka adalah keluarga mapan dengan ekonomi berkecukupan.

"Saya katakan lagi, ini keluarga mapan. Punya kendaraan mobil, motor, dan bukan penerima bansos. Iya kan," kata Asiung di lokasi, Minggu.

Namun, Asiung mengaku tidak mengetahui secara pasti kondisi ekonomi keluarga tersebut akhir-akhir ini. Sebab, seluruh anggota keluarga di rumah itu adalah warga yang tertutup dan jarang bersosialisasi.

Asiung terakhir kali berkomunikasi dengan salah satu korban, Dian.

Saat itu, dirinya, Dian, dan petugas PLN membahas masalah listrik di rumah korban yang sudah menunggak.

Dian pun kemudian meminta petugas PLN untuk memutus saja aliran listrik di rumahnya.

Baca juga: Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Hidup Tanpa Makan?

Dugaan bukan kelaparan, tapi dilaparkan

Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala menjelaskan teori liar soal penyebab kematian satu keluarga di Kalideres.

Bukan kelaparan, Adrianus menduga korban terutama yang lanjut usia, sengaja dilaparkan.

"Mereka tidak kelaparan, tapi dilaparkan. Mereka tidak diberi makan sampai mati," tutur Adrianus kepada Kompas.com, Senin (14/11/2022).

Barulah saat momen tertentu, salah satu orang yang turut menjadi korban diduga bunuh diri.

Teori lain, dugaan Adrianus, keempat korban menjadi bagian dari penganut keyakinan menyimpang tentang hidup setelah mati, dan ditempuh melalui melaparkan diri.

Menurut dia, kematian semata-mata karena kelaparan akibat tidak punya uang sangat tidak mungkin.

Dia menilai ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini, seperti tindakan pelaparan. Artinya, ada pihak-pihak yang membuat mereka lapar dengan tidak memberi akses makanan.

Baca juga: Sekeluarga Tewas di Kalideres Kurang Bersosialisasi, Sosiolog: Hilangnya Kepercayaan dengan Sekitar

(Sumber: Kompas.com/Mita Amalia Hapsari, Nirmala Maulana Achmad | Editor: Ihsanuddin, Larissa Huda)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com