KOMPAS.com - Setiap tahun pada tanggal 11 November diperingati sebagai Hari Jomblo Sedunia atau World Single's Day.
Asal mula Hari Jomlo Sedunia ini diperingati untuk merayakan status lajang atau yang lebih dikenal sekarang sebagai jomlo atau jomblo (tidak baku).
Lantas, bagaimana asal mula Hari Jomblo Sedunia hingga dirayakan sampai kini?
Baca juga: 11 November Diperingati sebagai Hari Jomblo Dunia, Begini Sejarahnya
Semula, Hari Jomblo Sedunia ini dirayakan secara tidak resmi oleh empat mahasiswa Nanjing University China yang hendak melepaskan diri dari keresahan karena tidak punya pasangan.
Dikutip dari Investopedia, (10/9/2022), pada 1993, empat mahasiswa itu memutuskan untuk merayakan Single's Day pada tanggal 11 November, karena mereka pikir angka 1 melambangkan kehidupan yang single atau jomblo.
Selain itu, gagasan di balik pemilihan tanggal adalah tanggal tersebut terdiri dari empat angka 1.
Para mahasiswa yang tinggal di asrama Mingcaowuzhu ini kemudian berpikir tanggal tersebut mirip dengan mereka berempat, lajang.
Sehingga, 11 November tersimbolis menjadi 11/11 sekaligus disepakati sebagai Hari Jomblo Sedunia.
Sebagai informasi, nama untuk Singles Day ini secara harfiah diterjemahkan dari Bahasa China sebagai "Hari Empat Tongkat".
Kegiatan ini kemudian menyebar ke lingkup universitas lain dan menarik bagi laki-laki maupun perempuan.
Baca juga: Hari Jomblo Sedunia 11 November, Bagaimana Kisah di Baliknya?
Dilansir dari Days of The Year, penulis asal AS, Bella dePaulo membahas beberapa mitos tentang kelajangan pada 2004.
Ia menuliskannya dalam buku Singled Out: Bagaimana Lajang Distereotipkan, Distigmatisasi, dan Diabaikan, dan Masih Hidup Bahagia Selamanya.
Penyanyi internasional, Beyonce merilis lagu Single Ladies (Put a Ring on It) yang menceritakan kisah wanita jomblo yang berharap ada cincin yang disematkan di jarinya.
Berikut liriknya:
"If you like it then you should have put a ring on it."