Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Kucing Kekar Berotot seperti Binaragawan, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 28/10/2022, 19:41 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang merekam kucing berbadan kekar berotot seperti binaragawan, viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun TikTok ini pada Kamis (27/10/2022).

Video kucing kekar ini pun kembali diunggah di media sosial Twitter oleh akun ini, pada Kamis (27/10/2022).

Tampak dalam rekaman berdurasi sembilan detik, seekor kucing oranye dengan posisi ekor ke atas.

Dua kaki depan kucing lebih besar, kekar, dan berotot dibanding kucing biasa. Bahkan, paha depan kucing tersebut nyaris sama besarnya dengan kepala.

Baca juga: Apakah Kucing Boleh Diberi Susu Sapi? Ini Kata Dokter Hewan

Merespons unggahan tersebut, beberapa warganet pun melontarkan candaan seperti berapa lama kucing menghabiskan waktu di gym hingga menghasilkan otot sedemikian rupa.

Namun, ada pula yang mengkhawatirkan kondisi kucing oranye tersebut.

"Sakit itu. Kasian banget. Periksain ke dokter hewan Kak," ujar salah satu warganet.

"Lucu, tapi takutnya kucingnya gitu karena sakit (maybe)?" komentar warganet lain.

"Eh serius nanya, itu sakit atau apa ya kasian," kata warganet lain.

Hingga Jumat (28/10/2022) sore, video kucing berbadan kekar di TikTok ini telah ditonton lebih dari 13,3 juta kali dan disukai oleh lebih dari 2,2 juta pengguna.

Baca juga: Viral, Foto Jaksa Putri Candrawathi Disebut Tenteng Tas Mewah, Ini Penjelasan Kejagung

Baca juga: Viral, Video CPR pada Kucing, Bagaimana Caranya?

Lantas, apa penyebab kucing berbadan kekar dan berotot?

Penjelasan dokter

Dokter hewan di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Bali, Dyah Ayu Risdasari Tiyar Noviarini menjelaskan, kondisi pada kucing dalam video disebut myostatin muscle hypertrophy.

"Itu namanya myostatin muscle hypertrophy," ujar dokter yang kerap disapa Rini, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/10/2022).

Rini mengatakan, myostatin muscle hypertrophy adalah kondisi abnormal atau kelainan akibat mutasi gen.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com