Penyakit ini berlangsung dari beberapa hari sampai 3 minggu atau lebih. Jika tidak diobati, pemulihan mungkin memakan waktu beberapa bulan.
Baca juga: Tikus Jantan Takut pada Pisang, Kok Bisa?
Sebagai informasi, bakteri penyebab leptospirosis menyebar melalui urine hewan yang terinfeksi, yang dapat masuk ke air atau tanah dan dapat bertahan hidup di sana selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Ketika hewan-hewan ini terinfeksi, mereka mungkin tidak memiliki gejala penyakit.
Hewan yang terinfeksi dapat terus mengeluarkan bakteri ke lingkungan secara terus menerus atau sesekali selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Baca juga: Waspadai, Ini Cara Penularan Penyakit Cacar Monyet
Adapun penularan leptospirosis dari hewan yang terinfeksi ke manusia bisa melalui dua cara, antara lain:
Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut), terutama jika kulit rusak karena tergores atau tergores.
Minum air yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan infeksi.
Wabah leptospirosis biasanya disebabkan oleh paparan air yang terkontaminasi, seperti air banjir.
Penularan dari orang ke orang jarang terjadi.
Baca juga: Ketahui 7 Warna Urine Ini untuk Ungkap Kondisi Tubuh dan Penyakit
Setelah mengetahui berbagai gejala yang ditimbulkan apabila pasien terpapar bakteri leptospirosis, maka penting untuk mengetahui tindakan pencegahannya, yakni:
Dengan mengetahui berbagai hal di atas, diharapkan masyarakat dapat bersiap dan berhati-hati terhadap penyakit penyerta banjir, seperti leptospirosis.
Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala leptospirosis seperti yang telah disebutkan diatas, agar bisa segera mendapatkan penanganan sedini mungkin dari para petugas kesehatan.
Baca juga: Imbas Lockdown, Warga Miskin Myanmar Konsumsi Tikus dan Ular