Keragaman sumber pangan ini merupakan yang tertinggi di dunia setelah Brazil.
Akan tetapi, keragaman pangan ini tidak serta merta menempatkan Indonesia sebagai negara dengan ketahanan pangan mumpuni.
Majalah The Economist merilis Global Food Security Index atau Indeks Ketahanan Global 2022 yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-63 dari 113 negara di dunia.
Peringkat itu jauh di bawah Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Peringkat tersebut didapat berdasarkan empat indikator yakni keterjangkauan, ketersediaan, kualitas dan keamanan makanan, serta keberlanjutan dan adaptasi .
Baca juga: Langkah Kecil dari Rumah untuk Mencegah Krisis Pangan
Beras masih menjadi sumber pangan di Indonesia, dengan rata-rata konsumsi rumah tangga mencapai 94,9 kilogram per kapita per tahun pada 2019.
Diperlukan sekitar 2,5 juta ton beras per bulan untuk memenuhi kebutuhan jumlah penduduk Indonesia yang hampir 270 juta jiwa.
Terkait hal itu, Yayasan KEHATI menyebut program cetak sawah masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang jumlahnya terus bertambah.
"Ini seperti realitas dari teori Malthus tentang Essay on Population bahwa populasi bertambah menurut deret ukur, sementara produksi makanan cenderung bertambah menurut deret hitung," kata Manajer Program Ekosistem Pertanian Yayasan KEHATI Renata Puji Sumedi Hanggarawati dalam keterangan resminya kepada Kompas.com, Minggu (16/10/2022).
Karena itu, Puji menganggap Indonesia memerlukan transformasi sistem pangan nasional yang dimulai dari sisi permintaan.
Masyarakat Indonesia juga perlu kebiasaan baru dalam pola konsumsi makanan pokok, bukan hanya nasi tapi juga ragam pangan lokal lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.