Sementara itu, gagal ginjal akut dapat terjadi akibat komplikasi setelah pembedahan, serangan jantung, dan dehidrasi.
Baca juga: Ramai Twit Konsumsi Minuman Serbuk Saset Bisa Sebabkan Cuci Darah, Ini Kata Dokter
Di sisi lain, sebagian orang beranggapan bahwa sekali menjalani prosedur cuci darah, maka akan terus-terusan cuci darah.
Dessy pun membantah anggapan tersebut. Menurut dia, prosedur cuci darah akan dihentikan apabila ginjal tidak lagi mengalami kerusakan dan sudah bisa bekerja dengan baik.
Namun demikian, hal tersebut tidak berlaku bagi pasien gagal ginjal kronis.
Pasalnya, kerusakan yang terjadi pada pasien gagal ginjal kronis sangat jarang bisa sembuh sepenuhnya.
"Untuk gagal ginjal kronis, kerusakan pada ginjal sangat jarang bisa disembuhkan sepenuhnya, sehingga penderitanya perlu melakukan cuci darah dalam waktu yang lama bahkan seumur hidupnya," ungkap Dessy.
Baca juga: 10 Tanda Ginjal Bermasalah dan Penyebabnya
Adapun dikutip dari laman Kidney, cuci darah bukan merupakan hukuman mati bagi seseorang.
Justru, prosedur ini membantu pasien gagal ginjal untuk menjalani hidup dan merasa lebih baik dibanding sebelumnya.
Hemodialisis juga hanya terasa sakit dan tidak nyaman saat jarum masuk. Sementara selama perawatan, umumnya tidak menimbulkan rasa sakit.
Kendati demikian, beberapa pasien mungkin mengalami penurunan tekanan darah yang menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, atau kram.
Kondisi tersebut dapat diatasi dengan mengikuti diet ginjal dan pembatasan cairan secara tertib.
Baca juga: 10 Tanda Ginjal Bermasalah dan Penyebabnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.