"Ini adalah tahap awal. Jadi sebelum sebuah produk BBM bisa benar-benar masuk ke tangki timbun, sudah ada beberapa proses quality control," tutur Irto.
Baca juga: Serba-serbi Seputar Bantuan Pemerintah, BLT BBM dan BSU Pekerja
Saat penyimpanan di tangki timbun, proses quality control juga tetap dilakukan secara periodik.
Produk BBM secara berkala diuji tepat setelah proses pemompaan baik dari pipa kilang atau impor hingga sebelum disalurkan ke mobil tangki.
Sebelum mobil tangki dapat keluar dari Fuel Terminal BBM dan menuju SPBU tujuannya, produk BBM akan kembali diuji di pintu keluar.
Kemudian Pertamina Patra Niaga juga melakukan pengecekan sebelum proses bongkar BBM dari mobil tanki hingga setelah seluruh produk BBM sudah tersalurkan ke tanki pendam SPBU.
Baca juga: Viral, Foto Perbandingan Pertalite Lama dan Baru yang Disebut Lebih Boros
Dari tiap-tiap proses quality control di atas, akan diketahui apakah produk BBM itu lolos uji atau tidak.
Jika lolos uji quality control, maka produk akan dijual kepada masyarakat.
Sebaliknya, jika sampel yang digunakan terbukti tidak layak, produk tidak akan bisa keluar dari Terminal BBM.
"Di SPBU ini juga ada pengecekan, jika ada yang dirasa tidak sesuai spesifikasi, produk BBM tersebut akan diuji sample lagi di Fuel Terminal, tidak akan dijual," ungkap Irto.
Oleh karena itu, Pertamina mengimbau agar masyarakat tidak khawatir terhadap spesifikasi BBM.
"Pertamina berkomitmen seluruh produk BBM yang dijual di lembaga penyalur resminya sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan," tandas Irto.
Baca juga: Dikeluhkan Kian Boros, Ini Cara Menghemat BBM untuk Penggunaan Sehari-hari
Sementara itu, sejumlah ahli menyampaikan dugaan penyebab Pertalite yang dianggap semakin boros.
Diberitakan Kompas.com (25/9/2022), Ahli Bahan Bakar dan Pembakaran Fakultas Teknik Mesin dan Dirgandara Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswisjajanto menjelaskan, penurunan kualitas Pertalite kemungkinan bisa terjadi karena massa jenis yang berubah.